Gelar Pelatihan Pandu, Begini Penyampaian Kadinkes Kota Ternate

: Kepala Dinas Kota Ternate, dr. Fathiyah Suma, (tengah/duduk) dan Kepala Bidang SDK, Muh Asri, SKM, (kiri/duduk), dan peserta pelatihan pelayanan terpadu


Oleh MC KOTA TIDORE, Jumat, 15 Desember 2023 | 07:13 WIB - Redaktur: Yudi Rahmat - 763


Ternate,  InfoPublik - Dinas Kesehatan Kota Ternate, Maluku Utara, (Malut) di Fasilitas Tingkat Pertama (FKTP) menggelar Pelatihan Pelayanan Terpadu, (Pandu) Penyakit Tidak Menular, di Surya Pagi. Kamis, (14/122023).
 
Selain itu, (PTM) yang cenderung meningkat sekaligus menghadapi munculnya tantangan penyakit-penyakit terbaru lainnya.
 
Kepala Dinas Kesehatan, dr. Fathiyah Suma mengatakan, pembangunan bidang Kesehatan di Indonesia dihadapkan pada Triple Burden, yaitu suatu keadaan dimana angka kesakitan dan kematian yang disebabkan Penyakit Tidak Menular atau PTM cenderung meningkat, dan sekaligus menghadapi munculnya tantangan penyakit-penyakit baru. 
 
Menurutnya, perubahan pola penyakit tersebut sangat dipengaruhi, antara lain, perubahan lingkungan, perilaku masyarakat, transisi demografi, sosial ekonomi, dan sosial budaya.
 
Pihaknya juga mengungkapkan, data Riset Kesehatan Dasar atau Riskesda pada tahun 2018 menyebutkan bahwa, faktor resiko PTM merokok 29,3 persen, aktivitas fisik kurang sebesar 33,5 persen, kurang makan buah, dan sayur 95,5 persen, dn obesitas sentral 31 persen. Kemudian tren PTM pada tahun 2018 stroke 10,9 persen, gagal ginjal kronis 3,8 persen, diabetes mellitus 2 persen, hipertensi 34,1 persen.
 
Sementara data kasus PTM Kota Ternate mulai Januari  hingga Oktober 2023 menyebut bahwa, data kasus Diabetes mellitus 1.308 orang, Hipertensi 6.220 orang, Asma 58 orang, Gangguan indra pendengaran 31 orang, PPOK 29 orang, penyakit Jantung Koroner 27 orang, gangguan indra penglihatan 37 orang, stroke 16 orang, kanker leher rahim 8 orang, kanker payudara 2 orang. 
 
"Sedangkan kematian akibat PTM sebanyak 70 orang dari bulan Januari hingga Oktober 2023 target global pencegahan dan pengendalian PTM Tahun 2025, yaitu pertama, penurunan kematian akibat PTM sebesar 25 persen, kedua, penurunan konsumsi Aklohol 10 persen, ketiga, penurunan kurang aktivitas fisik 10 persen, kempat, penurunan tekanan darah tinggi 25 persen," jelasnya.
 
Penurunan konsumsi tembakau 30 persen, kenam, peningkatan diabetes mellitus/obesitas 0 persen. Ketujuh, penurunan asupan garam 30 persen. Kedelapan, cakupan terapi farmakologis dan konseling untuk pengobatan PTM 80 persen. Dan kesembilan, cakupan terapi farmakologis dan konseling untuk mencegah serangan jantung dan stroke 50 persen. 
 
"Tujuan dan sasaran setelah mengikuti pelatihan ini peserta mampu melakukan pelayanan terpadu PTM di FKTP sesuai pedoman, melakukan upaya pencegahan dan pengendalian PTM terpadu di FKTP, serta melakukan penanggulangan PTM terpadu di FKTP, dan melakukan surveilans terpadu PTM di FKTP," sebutnya. 
 
Pihaknya juga menambahkan, kriteria peserta pelatihan pelayanan terpadu PTM di Fasilitas Kesehatan tingkat pertama adalah pengelola program PTMB, tenaga perawat/bidan di Puskesmas, dan minimal dalam dua tahun kedepan tidak akan pindah atau dimutasikan. Untuk jumlah peserta yang mengikuti pelatihan ini sebanyak 22 orang.MC Tidore
 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh MC KOTA TIDORE
  • Selasa, 28 Mei 2024 | 08:16 WIB
Korban Erupsi Gunung Ibu di Halmahera Barat Capai 1.911 Orang
  • Oleh MC KOTA TIDORE
  • Senin, 27 Mei 2024 | 09:28 WIB
Cengkih Tidore Memasuki Masa Panen, Segini Harganya
  • Oleh MC KOTA TIDORE
  • Senin, 27 Mei 2024 | 09:25 WIB
Gunung Ibu di Halbar Kembali Erupsi Senin Dini Hari