: Bimtek Kerajinan Kayu dan Serat Alam Berbasis Lingkungan bagi 50 peserta
Oleh MC KAB BELU, Jumat, 13 Oktober 2023 | 16:40 WIB - Redaktur: Juli - 71
Belu, InfoPublik - Dekranasda Kabupaten Belu bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah Kementerian Dalam Negeri RI menyelenggarakan Bimtek Kerajinan Kayu dan Serat Alam Berbasis Ramah Lingkungan, di Ballroom Hotel Matahari Atambua mulai tanggal 12 sampai dengan 14 Oktober 2023.
Bimtek tersebut diikuti oleh 50 orang perajin di bidang kayu dan anyaman yang merupakan binaan Dekranasda Kabupaten Belu.
Bimtek ini bertujuan agar dapat melatih para perajin kayu untuk memanfaatkan limbah kayu yang ada untuk membuat berbagai macam kerajinan seperti botol air, mangkok, piring, sendok, dan garpu dengan mutu yang tinggi sehingga dapat meningkatkan nilai jualnya.
Menghadirkan narasumber yang telah berpengalaman dalam bidang kerajinan kayu, para peserta diperkenalkan penggunaan peralatan yang bisa membuat hasil kerajinan kayu mereka lebih rapih dan mulus.
Selain itu para perajin anyaman juga diperkenalkan dengan teknik anyaman yang menghasikan anyaman yang lebih rapi dan berkualitas dengan menggunakan bahan lokal seperti serat dari batang pisang, daun gewang, dan daun lontar.
Direktur Sinkronisasi Urusan Pemerintahan Daerah III pada Ditjen Bangda Kemendagri RI, Erliani Budi Lestari dalam sambutannya saat membuka Bimtek tersebut mengatakan, kegiatan ini bertujuan memberikan pengetahuan, wawasan dan keterampilan kepada para pelaku UMKM di Kabupaten Belu.
Ia berharap, hasil yang dicapai melalui bimtek ini lebih berkualitas lagi, karena jika hasilnya berkualitas maka akan dilirik oleh eksportir.
"Kami berharap dengan bimtek ini menghasilkan produk yang berkualitas, dari 50 orang nanti akan kelihatan, ada beberapa orang yang akan membuat hasil yang berbeda dengan lainnya, lebih halus, lebih teliti, detail, dan sebagainya," ujarnya.
Nanti lanjut dia, setelah pelatihan ini harus ada tindak lanjut supaya terus berkembang dan lebih semangat lagi. "Kita bekerja sama dengan inkubator. Inkubator ini nanti akan membina bapak ibu sekalian, tidak dibiarkan saja, jadi dari kualitas produk, kemudian dari sisi bagaimana nanti pemasarannya, bagaimana jumlahnya memenuhi pasar dan sebagainya itu akan dilakukan pembinaan, nanti akan dicari siapa yang bisa menjadi inkubator," ujarnya.
Inkubator ini sebenarnya dari pemerintah daerah bisa menganggarkan, jadi inkubator bisa dilakukan pemerintah daerah atau pihak ketiga. Pemerintah daerah bisa menyiapkan anggaran untuk itu, untuk merangkul para inkubasi ini khususnya mereka yang bisa menghasilkan produk yang halus tadi, yang rapi jadi tidak semuanya bisa masuk inkubator, hanya yang memang memenuhi kualifikasi.
Senada dengan Erliani, Ketua Dekranasda Kabupaten Belu, Freny Sumantri Taolin mengatakan, Bimtek ini merupakan bentuk kepedulian Dekranasda dan Pemerintah Kabupaten Belu pada masyarakat khususnya perajin dan pelaku UMKM di Kabupaten Belu.
Oleh karena itu kata dia, melalui kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan keterampilan perajin dengan demikian dapat meningkatkan mutu kerajinan dan berdampak pada peningkatan nilai jual sehingga dapat berdampak pula pada peningkatan perekonomian.
Dirinya berpesan kepada seluruh peserta agar menggunakan kesempatan ini dengan sebaik - baiknya agar mendapatkan ilmu - ilmu yang baru.
"Hadir orang - orang yang hebat, pelaku - pelaku usaha yang sudah banyak pengalamannya dalam hal kerajinan ini dan sekarang hadir bersama kita untuk memberikan pelatihan ini, pengalaman juga, sharing - sharing kepada kita semua saya harap para pelaku UMKM pergunakan waktu yang ada, gali informasi sebanyak - banyaknya bagaimana sampai mereka menjadi pelaku - pelaku UMKM yang hebat dan bisa ekspor, jadi harapan kita semua," ujarnya.
Dia katakan, sebagai Ketua Dekranasda sangat mendukung UMKM Kabupaten Belu punya ekonomi yang baik. Ini adalah salah satu kepedulian dari Dekranasda dan Pemkab Belu kepada masyarakat, pelaku-pelaku UMKM agar berhasil, agar bisa sukses, agar lebih membangun masyarakat lebih baik lagi.
"Terus belajar, nanti juga di grup WA terus dibina dari para pelatih, sampai kalian semua bisa, hasil kerajinan diterima pasar mancanegara, itu yang kita harapkan," ungkapnya.
Selain itu menurutnya, kearifan lokal memang sudah ada di Kabupaten Belu hanya masih terbatas hanya diterima di Kabupaten Belu, belum diterima di luar Kabupaten Belu apalagi sampai di mancanegara.
Kegiatan ini sepenuhnya dibiayai oleh Kementerian Dalam Negeri RI. Adapun narasumber dalam kegiatan ini adalah para pelaku usaha yang telah berpengalaman di bidang kerajinan kayu dan serat alam, bahkan produk - produk kerajinan yang mereka hasilkan telah diekspor ke berbagai negara.
Narasumber antara lain Ryan Robiandi selaku Sekretaris Yayasan Kumala, Tumijo sebagai pelatih kerajinan serat alam pada Natura Home Deco, Kuswara yang juga sebagai pelatih pada Yayasan Kumala, Sri Astiati sebagai pelatih serat alam pada Natura Home Deco dan Ekawati Prayogo, Direktur PT Piviko Manunggal/Natura Home Deco.
Turut hadir pada kesempatan tersebut Asisten Deputi Potensi Kawasan Perbatasan Laut BNPP, Farida Kurnianingrum, Administrator PLBN Motaain, Engelbertus Klau,vKepala Dinas Perdagin Kabupaten Belu, Fransiskus Xaverius Asten, dan Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Belu, Januaria Nona Alo, Kepala Bidang Layanan Informasi Publik pada Diskominfo Belu, Zelia L. Da Costa.