- Oleh MC PROV RIAU
- Selasa, 26 November 2024 | 00:45 WIB
:
Oleh MC KOTA PEKANBARU, Kamis, 12 Oktober 2023 | 16:31 WIB - Redaktur: Tobari - 78
Pekanbaru, InfoPublik - Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) akan muncul jika manusia menghirup kabut asap berkepanjangan. Kabut asap yang hanya dua pekan tak mempengaruhi tubuh manusia.
"Kami tidak bisa menyatakan bahwa ISPA ini disebabkan oleh kabut asap. Kalau ISPA disebabkan oleh kabut asap, maka memerlukan waktu," kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Pekanbaru Dokter Zaini Rizaldy, Kamis (12/10/2023).
Dinkes tidak bisa menyatakan hari ini kabut asap, kemudian sudah ada pasien ISPA keesokan harinya. Karena, ISPA itu butuh proses. Kabut asap yang dihirup itu lama-kelamaan menyebabkan alergi, radang, dan berlanjut ke infeksi serta meningkat ke ISPA.
"Proses mulai dari terhirupnya kabut asap hingga menjadi ISPA membutuhkan waktu rata-rata satu hingga dua pekan. Itu kalau kejadian kabut asap ini terus-menerus (bukan musiman)," jelas Dokter Bob, sapaan akrabnya.
Sebelumnya, kenaikan penderita ISPA belum ada yang signifikan sejak Pekanbaru dilanda kabut asap di awal Oktober 2023. Penderita ISPA dinilai masih dalam tahap yang wajar.
"Ada beberapa kasus ISPA yang naik dan turun. Sehingga, kami tidak buru-buru menetapkan ataupun rekomendasi kepada Dinas Pendidikan (Disdik) terkait aktivitas di sekolah," kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Pekanbaru Dokter Zaini Rizaldy di Hotel Premiere, Rabu (11/10/2023).
Dinkes juga terus memantau data Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) yang ada di Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK). Data ISPU masih fluktuatif saat ini.
"Kualitas udara belum mencapai sangat tidak sehat (level merah). Namun, masyarakat tetap diimbau agar mengenakan masker saat kabut asap mulai tebal," ucap Dokter Bob, sapaan akrabnya. (Kominfo11Pku/RD5/toeb)