Percepat Capaian Target Penurunan Stunting, TPPS Sergai Gelar Rapat Koordinasi

:


Oleh MC KAB SERDANG BEDAGAI, Jumat, 29 September 2023 | 21:30 WIB - Redaktur: Yudi Rahmat - 35


Sei Rampah. InfoPublik - Wakil Bupati Serdang Bedagai (Sergei) selaku Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Adlin Tambunan mengatakan salah satu tantangan masalah kesehatan yang harus dituntaskan di Kabupaten Sergai adalah balita stunting.

Menurutnya, berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, Kabupaten Sergai merupakan salah satu dari 9 kabupaten/kota yang mengalami kenaikan prevalensi stunting sebesar 1,1% yaitu dari 20% di tahun 2021 menjadi 21,1% di tahun 2022. Ia menambahkan, Word Health Organization (WHO) menetapkan batas normal stunting atau prevalensi rendah yaitu di bawah 20%.

"Dalam upaya percepatan pencegahan dan penanggulangan stunting yang telah dilakukan di Sergai adalah dengan mencari dan menangani penyebab langsung dan penyebab tidak langsung yang dilakukan melalui pendekatan secara menyeluruh melalui intervensi gizi spesifik dan intervensi gizi sensitif,"ujar Adlin dalam sambutan yang dibacakan Staf Ahli Bupati Bidang Kemasyarakatan dan SDM Kahar Effendi pada Rapat Koordinasi Percepatan Penurunan Stunting Kabupaten Sergai, di Aula Sultan Serdang, Komplek Kantor Bupati Sergai, Sei Rampah, Jumat (29/9/23).

Ia menjelaskan, intervensi sensitif berarti intervensi yang dilakukan di luar sektor kesehatan dengan keterlibatan lintas-sektor, organisasi profesi, masyarakat, dan potensi swasta. Hal ini menyentuh semua penyebab tidak langsung terjadinya kasus stunting yang ada di Sergai , namun menjadi akar masalah yang sangat mendasar.

Menurutnya, upaya percepatan pencegahan stunting menjadi tidak mudah jika berhadapan dengan kondisi objektif yang terjadi di masyarakat. Tentunya Sergai tetap optimis bahwa segala bentuk intervensi yang sudah dilakukan baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang manfaatnya harus dapat dirasakan oleh semua lapisan masyarakat.

Masih lanjut Wakil Bupati Sergai, aksi konvergensi dalam jangka panjang diyakini efektif dalam mencegah stunting pada balita. Hal ini, sambungnya, merupakan instrumen dalam bentuk kegiatan untuk meningkatkan integrasi intervensi gizi sensitif dalam pencegahan dan penurunan stunting.

"Tujuannya menyelaraskan perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pemantauan, dan pengendalian kegiatan antar sektor, pemerintah, masyarakat, organisasi profesi dan swasta dengan mendapat dukungan dari semua pihak. Mulai tingkat Pemkab, kecamatan, hingga pemerintahan desa, dan non pemerintah," tambahnya.

Selaku Wakil Bupati dan Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Sergai, dia mengetahui bahwa semua pihak sudah berniat dan berkomitmen untuk menurunkan prevalensi stunting menjadi 14% di tahun 2024.

"Saya meyakini bahwa kita semua yang ada di sini dari berbagai forum OPD/kelembagaan, organisasi, dan profesi mempunyai tekad yang sama untuk bekerjasama menurunkan stunting di bawah standar nasional."katanya.

Menurutnya, konvergensi berbagai program yang terkait dengan penurunan stunting menjadi kata kunci untuk memastikan program-program intervensi dapat dilaksanakan secara optimal dan data yang dikumpulkan secara periodik, benar, dan akurat. Sehingga kegiatan ini dapat berkontribusi terhadap penurunan prevalensi stunting di Sergai.

"Melalui pertemuan ini ia meyakini semua pihak terkait dapat menjalin kerjasama yang lebih maksimal melalui OPD/kelembagaan/organisasi dan profesi, swasta, dan masyarakat."katanya.

Sebelumnya Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, KB, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dr. Helminur Iskandar Sinaga, M.Kes, menjelaskan tujuan kegiatan ini untuk membangun koordinasi dengan seluruh unsur yang terkait dalam percepatan pencegahan dan penanggulangan stunting pada masyarakat di Sergai.

"Diharapkan mampu melahirkan sinergitas dalam melaksanakan peran dan fungsi masyarakat dalam pelaksanaan pencegahan dan penanggulangan stunting," lapornya.

Kegiatan ini, terangnya, dihadiri sebanyak 162 orang dari berbagai latar belakang dan mengundang pihak Bapedalitbang Sergai sebagai narasumber.

Selanjutny untuk output kegiatan, dr. Helmy menyebut ada 5 target yang ingin dicapai yaitu meningkatnya pemahaman lintas sektoral tentang pemantauan status gizi e-PPBGM dalam upaya percepatan penurunan stunting. Kedua, neningkatnya pemahaman lintas sektoral mengenai perbup No. 73 tahun 2022 tentang percepatan penurunan stunting.

Ketiga meningkatnya pemahaman lintas sektoral tentang peran dan fungsi Tim Pendamping Keluarga (TPK) dalam upaya percepatan penurunan stunting.

Keempat meningkatnya peran serta dan dukungan lintas sektoral terhadap penganggaran pelaksanaan tpk dalam upaya percepatan penurunan stunting dan terakhir menurunnya prevalensi stunting kabupaten Sergai.

(Media Center Sergai/Ardi/Rini Ry/Julia)