- Oleh MC KAB PARIGI MOUTONG
- Selasa, 14 Mei 2024 | 15:29 WIB
: Wakil Bupati Raja Ampat, Orideko Iriano Burdam (duduk kedua dari kanan) foto bersama dengan pimpinan OPD dan dokter ahli usai evaluasi stunting di Kampung Warsamdin, Rabu, (13/9/2023) (Foto: Petrus Rabu/MC.Kab,Raja Ampat)
Oleh MC KAB RAJA AMPAT, Kamis, 14 September 2023 | 22:25 WIB - Redaktur: Fajar Wahyu Hermawan - 84
Raja Ampat, InfoPublik- Kolaborasi Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan KB (DP3AKB) bersama Dinas Kesehatan Raja Ampat OPD berserta sejumlah dokter ahli melakukan evaluasi data stunting di Kampung Warsamdin, Distrik Teluk Mayalibit, Rabu (13/9/2023).
Kegiatan yang berlangsung di Puskemas Kampung Warsamdin tersebut dihadiri Wakil Bupati Raja Ampat, Orideko Iriano Burdam, Kepala DP3AKB, Ati Rumadaul, A.MK,S.Kep, Kepala Dinas Kesehatan, Rahman Putra, Plt. Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat Kampung, Abner Sanoy, SE, MM serta sejumlah pejabat Raja Ampat. Sementara dokter ahli yang hadir antara lain dr. Yohanis Mambrasar, SpOG, dr. Uly Simanjuntak, SpGK, dan dr. Rusmelani, SpA.
Pada kesempatan tersebut hadir juga sejumlah orang tua dan anak-anak yang bermasalah dengan gizi dan stunting. Pada evaluasi tersebut, anak-anak tersebut diukur baru berdasarkan tinggi dan berat badan oleh dokter ahli percepatan penanganan stunting di Raja Ampat.
Kepala DP3AKB, Ati Rumadaul dalam penjelasannya usai evaluasi stunting kepada anak-anak oleh dokter ahli menjelaskan di Kampung Warsamdin ada 19 kasus yang terpapar stunting, dan yang ikut hanya 14 anak.
“Hasil pemeriksaaan tim pakar dari dokter spesialis anak, gizi dan kandungan, benar bahwa 10 orang anak terpapar stunting sedangkan 4 orang anak tidak stunting,” ujar Ati, sapaan Ati Rumadaul.
Dirinya juga menambahkan evaluasi tersebut juga merupakan bagian dari proyek perubahanya yang mengikut Diklat PKN II di Makasar. Selain Warsamdin, hal serupa juga dilakukan di Distrik Kota Waisai, Kamis (14/9/2023) untuk mengevaluasi perkembangan anak-anak yang diduga terpapar stunting.
Sementara itu sebelum pemeriksaan dan evaluasi stunting, Kepala Dinas Kesehatan Raja Ampat, Rahman Putra, S.KM menjekaskan aplikasi yang digunakan untuk menilai stunting selama ini adalah e-PPBGM berbasis masyarakat. Dikatannya pengukuran dan penimbangan anak dan bayi yang diduga terpapar stunting bukan berarti tidak mengakui hasil dari aplikasi e-PPBGM tetapi melalui evaluasi stunting dengan melibatkan dokter ahli tersebut untuk melakukan pengukuran dan penimbangan dengan akurat.
“Timbang dan ukur badannya itu harus akurat, termasuk angka nol komanya harus benar-benar akurat,” kata Rahman.
Hal tersebut menurutnya untuk mendapatkan data yang akurat terkait stunting di Raja Ampat.
Terkait kegiatan tersebut, Wakil Bupati Raja Ampat, Orideko Iriano Burdam memberikan apresiasi kepada tim percepatan penanganan stunting Raja Ampat serta dokter ahli yang bersedia melakukan evaluasi tersebut. Dirinya berharap kegiatan tersebut ditingkatkan agar mendapatkan data yang akurat terkait stunting khususnya di Warsamdin dan Distrik Kota Waisai.
Kepada masyarakat Ori, sapaan Orideko Iriano Burdam berharap memperhatikan asupan makanan bagi anak-anak sebagai generasi masa depan keluarga dan Raja Ampat. Dirinya juga meminta agar menghindari makanan yang instant tetapi perbanyak makanan bergizi dari makan local seperti sagu, umbi-umbian dan ikan.
Pada kesempatan tersebut, Ori juga memberikan bantuan sembako bagi keluarga yang anak-anaknya terpapar stunting di Warsamdin dan juga di Distrik Kota Waisai. (Petrus Rabu/MC.Kab.Raja Ampat)