:
Oleh MC KAB SLEMAN, Senin, 14 Agustus 2023 | 14:25 WIB - Redaktur: Tobari - 867
Sleman, InfoPublik - Upacara Adat Tradisi Saparan Ki Ageng Wonolelo, di Pondok Wonolelo, Widodomartani, Kapanewon Ngemplak Resmi Dibuka oleh Wakil Bupati Sleman Danang Maharsa, Jumat Malam (11/8/2023) dan akan berlangsung selama 16 hari hingga (26/8/2023).
Pembukaan ditandai dengan pemukulan Gong oleh Wakil Bupati didampingi Kepala Biro Pemerintahan Setda Provinsi DIY KPH Yudonegoro, dilanjutkan pengajian akbar oleh KH. Muhammad Rofi Umar asal Ceper Klaten, di Halaman Masjid Ki Ageng Wonolelo Padukuhan Pondok Wonolelo.
Heriyanto menyampaikan bahwa Tradisi Saparan Ki Ageng Wonolelo akan dilaksanakan selama enambelas hari, dimulai tanggal 12 Agustus hingga 16 Agustus mendatang.
“Sedang Kirap Pusaka Ki Ageng Wonolelo dan Penyebaran Apem direncanakan pada Jumat Pon tanggal 25 Agustus 2023. Sedang pentas kesenian selama limabelas hari mulai 12/8 hingga 26/8 2023,” terangnya.
Lebih lanjut disampaikan, Trah Ki Ageng Wonolelo beserta Panitia akan melaksanakan pentas kesenian baik klasik, moderen maupu Senin religius.
Materi pentas kesenian meliputi Wayang Kulit, Kethoprak, Karawitan, Sronthol, Jathilan, Macapat. Selain itu juga Solawatan, Hadroh, Kesenian Badui, Kubra Siswa, tidak ketinggalan Tari Kreasi yang dibawakan anak-anak hingga Orkes Melayu.
Di arena pasar malam Saparan Ki Ageng Wonolelo juga disajikan stan-stan UMKM dan perorangan baik dalam bentuk sajian makanan maupun peralatan rumah tangga dan cenderamata.
Wakil Bupati Sleman, Danang Maharsa dalam sambutanya mengatakan, acara tahunan Saparan Ki Ageng Wonolelo merupakan agenda tahunan yang selalu dinanti warga masyarakat Sleman, karena rangkaian acaranya merupakan bagian dari pada acara tradisi religi budaya dan menjadi kekayaan kabupaten Sleman.
“Tradisi itu perlu dilestarikan, karena dalam tradisi itu. Terdapat penghargaan dan pengakuan akan jasa besar Ki Ageng Wonolelo dalam syiar agama Islam, dan kita bersama turut mendoakan,” ujar Danang.
Danang juga mengatakan bahwa selama penyelenggaraan, diharapkan juga menjadi bagian dari upaya peningkatan ekonomi masyarakat yang pada gilirannya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Karena di arena perayaan banyak penjaja stan baik dari UMKM maupun masyarakat umum. Disepanjang jalan penuh orang jualan, maka saya berharap ada peningkatan ekonomi masyarakat,” pinta Danang.
Sementara itu KPH Yudonegoro dalam sambutanya berharap agar tradiadisi tahunan yang sudah menjadi warisan budaya tak benda itu dapat dijadikan sarana mengimplementasikan Keistimewaan Yogyakarta untuk kesejahteraan masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta. (Tri Joko S/KIM Kalasan/toeb)