Pj Wako Buka FGD Kolaboratif Kawasan Konservasi Perairan Kalbar

:


Oleh MC KOTA SINGKAWANG, Kamis, 3 Agustus 2023 | 22:39 WIB - Redaktur: Fajar Wahyu Hermawan - 169


Singkawang, InfoPublik – Pj Wali Kota Singkawang membuka kegiatan Focus Group Discussion tentang Pengelolaan Kolaboratif Kawasan Konservasi Perairan Provinsi Kalimantan Barat di Ballroom Hotel Swiss-Bellin Singkawang, Kamis (3/8/2023).

Kegiatan ini diinisiasi oleh USAID Indonesia bersama Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalimantan Barat.

Dalam sambutannya, Pj Wali Kota Singkawang Sumastro mengucapkan terima kasih dan bahagia karena USAID Indonesia telah memilih Kota Singkawang sebagai tempat terselenggaranya kegiatan diskusi USAID Konservasi Laut Efektif (Kolektif) ini.

“Kami di sini sebagai bagian dari tuan rumah. Terima kasih kepada pak Jeff dan tim yang telah memilih Kota Singkawang sebagai tempat penyelenggaraan kegiatan ini. Singkawang menjadi benefit place untuk program-program ini dan kita akan selalu senang” ucapnya.

Sumastro mengatakan ini menjadi suatu modal yang kuat dalam meneruskan dan menjaga aset kerja sama antara Pemerintah Kota Singkawang dengan USAID Indonesia. Walaupun pada kesempatan kali ini Kota Singkawang tidak terlibat langsung dalam program USAID kolektif.

“Singkawang walaupun tidak terlibat tetap tidak bisa ditinggalkan. Karena berada di tengah-tengah kumpulan daerah yang menjadi target grup USAID kolektif dan terbukti jadi tempat persinggahan. Sekarang hotel kami banyak, malah kalau hotel banyak terus kosong itu yang sedih.” katanya.

Berkenaan dengan pembahasan konservasi perairan dan laut, Sumastro menjelaskan Kota Singkawang memang tidak memiliki pulau seperti halnya randayan, lemukutan dan lainnya. Namun Singkawang memiliki garis pantai yang panjang mulai dari sedau Pasir Panjang hingga Semelagi.

Di sisi lain Ia menambahkan dengan kondisi garis pantai yang ada, Kota Singkawang juga menghadapi permasalahan terkait abrasi pantai yang masif terjadi.

“Singkawang memang tidak ada pulau seperti randayan bengkayang dan sambas, yang ada hanya pulau terkecil di dunia. Namun Singkawang punya bibir pantai yang panjangnya kurang lebih belasan kilometer, dan sedang menghadapi problem Abrasi yang lumayan masif. Ada suatu area yang hilang dan ada yang bertambah.” jelasnya.

“Program break water coba dihadirkan dari kami, sehingga bisa kita pertahankan, dan kedepan akan jadi program yang serius.” sambungnya.

Lebih lanjut sumastro berharap kedepan akan ada program-program kembali dari USAID Indonesia yang kiranya Kota Singkawang juga dapat terlibat secara langsung di dalamnya.

“Semoga kedepan akan ada program lain dengan cantolan-cantolan yang bisa berhimpitan sehingga Singkawang bisa terlibat secara langsung untuk bersama-sama memperkuat keberhasilan dikawasan utara kalimantan barat.” harapnya.

MC Kota Singkawang