:
Oleh MC PROV GORONTALO, Kamis, 27 Juli 2023 | 11:41 WIB - Redaktur: Kusnadi - 212
Kota Gorontalo, InfoPublik – Kelompok Studi Archipelago Fakultas Teknik Universitas Negeri Gorontalo sukses menggelar sosialisasi mitigasi dan adaptasi bencana di Kelurahan Pohe Kecamatan Hulonthalangi Kota Gorontalo.
Kegiatan ini merupakan program peningkatan kapasitas organisasi kemahasiswaan (PPK Ormawa) dengan tema meningkatkan kemampuan masyarakat dalam adaptasi dan mitigasi perubahan iklim di Kelurahan Pohe untuk mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB)/Sustainable Development Goals (SDGs).
“Kami memilih Kelurahan Pohe sebagai tempat sosialisasi pada hari Selasa kemarin karena daerah ini memiliki potensi bencana longsor, banjir, rob dan tsunami,” kata Sri Sutarni Arifin Pembina Kelompok Studi Archipelago Fakultas Teknik Universitas Negeri Gorontalo, Kamis (27/7/2023).
Sri Sutarni menjelaskan tujuan kegiatan sosialisasi ini adalah untuk memberikan pemahaman ke masyarakat mengenai perubahan iklim dan dampaknya serta Langkah-langkah mitigasi dan adaptasi yang harus dilakukan masyarakat dalam mengurangi dampak perubahan iklim seperti pemanasan global, bencana banjir, rob dan abrasi.
Selain itu kegiatan ini juga diharapkan memberi pengetahuan kepada masyarakat tindakan mitigasi yang harus dilakukan jika terjadi bencana karena faktor alam di Kelurahan Pohe.
Dalam kegiatan ini sebagai pembicara adalah Mulyono Mardjun dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Gorontalo dan Sri Sutarni Arifin Pembimbing PPK Ormawa KSL Archipelago.
Dalam paparannya Mulyono Mardjun menyampaikan bencana yang berpotensi terjadi di Kelurahan Pohe antara lain, banjir, longsor, rob, gempa dan tsunami.
Selain itu disampaikan juga jalur mitigasi yang harus dilalui bila terjadi bencana serta titik kumpul untuk evakuasi pada saat bencana terjadi.
Mulyono Mardjun juga menjelaskan diperlukan pembekalan masyarakat tentang pengetahuan dan langkah-langkah mitigasi yang harus dilakukan pada saat terjadi bencana.
Pembicara kedua Sri Sutarni menyampaikan salah satu bentuk nyata dampak dari perubahan iklim antara lain meningkatkan suhu permukaan, kenaikan muka air laut, suhu/cuaca ekstrem dan tidak menentu.
“Termasuk yang dirasakan nelayan saat ini semakin sulit mencari ikan pada wilayah perairan yang dekat dengan pesisir. Sehingga diperlukan Langkah-langkah mitigas seperti peningkatan tutupan vegetasi dan pengelolaan sampah dengan bijak khusunya tidak membuang sampah ke laut yang dapat merusak ekosistem laut,” tutur Sri Sutarni. (mcgorontaloprov)