Industri Galangan Kapal di Batang Tinggal 17 Pengusaha Bertahan

:


Oleh MC KAB BATANG, Jumat, 2 Juni 2023 | 18:00 WIB - Redaktur: Yudi Rahmat - 874


Batang, InfoPublik - Pembuatan kapal sangat identik di Kabupaten Batang mempunyai ciri khas tersendiri. Tapi dari tahun ke tahun kini semakin berkurang.

Kondisi industri galangan kapal kayu di Kabupaten Batang pun kian meredup, berdasarkan data dari  Dinas Kelautan, Perikanan, dan Peternakan (Dislutkanak) dari 60 galangan kapal saat ini hanya 17 pelaku usaha pembuatan kapal yang masih bertahan.

Industri galangan kapal di Kabupaten Batang, memang pernah berjaya pada era 2011, bahkan menjadi salah satu sentra galangan kapal terbaik dan terbesar di Indonesia.

“Memang untuk galangan kapal di Kabupaten Batang saat ini kondisinya sudah semakin berkurang, dari data kami saat ini ada 17, pada masa jaya-jayanya itu ada sekitar 60 galangan kapal,” kata Kepala Tukang Galangan Kapal Nelayan Pantura Jaya, Tarsono saat ditemui di Galangan Kapal Kapal Nelayan Pantura Jaya, Kecamatan Batang Kabupaten Batang, Jumat (2/6/2023).

Menurutnya, ada beberapa faktor yang membuat sejumlah galangan kapal menutup operasi, mulai dari semakin sepi permintaan, hingga dampak Covid-19.

“Dampak Covid-19 kemarin memang cukup berpengaruh besar bagi mereka, juga perhitungan pembuatan kapal dan keuntungan omzet sekarang agak mengalami penurunan, untuk produksi saat ini setiap galangan kapal menghasilkan 4 unit pertahun itu sudah cukup lumayan, kalau dulu bisa lebih banyak,” jelasnya.

Industri galangan kapal di Kabupaten Batang pun termasuk salah satu pembuat kapal dengan kualitas terbaik yang sangat identik.

“Keistimewaan galangan kapal di Kabupaten Batang adalah, kapalnya awet bisa melaut beberapa tahun, pengerjaannya juga sangat teliti,” ungkapnya.

Nelayan Pantura Jaya, salah satu industri galangan kapal yang masih bertahan. Galangan kapal yang berada di sungai Sambong itu saat ini tengah mengerjakan permintaan 4 kapal.

“Ada beberapa jenis kapal yang biasa di buat diantaranya kapal cakalang, kursin, cumi dan cantrang. Kayu yang digunakan adalah kayu bengkirai dan laban dari Kalimantan,” terangnya.

Setiap kapal memiliki waktu pengerjaan berbeda, kapal jenis cakalang misalnya kapal 160 GT itu membutuhkan waktu yang cukup lama yaitu 1,5 hingga 2 tahun dikerjakan 20 orang.

“Pemesan kapal pun datang dari berbagai daerah mulai dari Tegal, Juwana, Cilacap, Jakarta hingga Bali. Satu unit kapal lengkap siap berangkat mencapai harga Rp18 miliar,” tandasnya.

Kapal kayu yang dibuat di Kabupaten Batang ini memang dikenal dengan kualitas terbaik.

“Keunggulannya, kalau dari setiap juragan itu memang berbeda dari lainnya, karena dikerjakan dengan teliti, dan cukup kuat usianya bisa sampai 25 tahun,” ujar dia. (MC Batang, Jateng/Roza/Jumadi)