:
Oleh MC KOTA SOLOK, Senin, 29 Mei 2023 | 07:03 WIB - Redaktur: Fajar Wahyu Hermawan - 139
Solok, InfoPublik – Ribuan warga Kota Solok dan sekitarnya memenuhi seluruh sudut ruangan Masjid Agung Al Muhsinin mengikuti Kajian Dhuha bersama Ustad Abdul Somad (UAS) dan Ustad Jel Fatullah, Sabtu (27/5).
Kajian Dhuha ini merupakan salah satu agenda pengajian dan pembekalan dalam kegiatan Latihan Intregasi Taruna Wreda Nusantara (Latsitardanus) 2023 selama berada di Kota Beras Serambi Madinah, diikuti oleh seluruh ASN dan pelajar serta masyarakat Kota Solok dan sekitarnya yang telah menantikan kedatangan UAS sejak pagi.
Kedatangan UAS dan rombongan kali ini merupakan keempat kalinya hadir di Masjid Agung Al Muhsinin Kota Solok. Kajian diawali dengan pembacaan ayat suci Al Quran, setelah itu pembuka dari Ustad Jel Fatullah yang menyampaikan, baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur adalah salah satu kalimat yang muncul dalam pembahasan i’jaz Al-Quran ayang pernah dialami oleh ummat masa lalu.
Untuk dapat mencapai predikat negeri yang baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur, seluruh penduduk atau warganya hendaklah memiliki perilaku yang baik sehingga selalu mendapatkan ampunan dari Allah SWT. Secara lebih luas, hal ini dapat terwujud apabila aparatur negeri tersebut shaleh dan rakyatnya shaleh dimana kesalehan dan ketaqwaan itu kewajiban yang diperintahkan Allah SWT.
“Setiap pemerintahan yang sukses itu pasti pemerintahannya saleh. Pemerintahan Islam di masa Khalifah Umar Bin Khattab, Umar Bin Abdul Aziz, Harun Al Rasyid kuat dan masyarakatnya sejahtera disebabkan semua aparatur negaranya saleh. Kalifah, tentara, polisi, dan rakyatnya saleh beriman dan bertaqa kepada Allah SWT,” terangnya.
Usai pengantar dari Ustad Jel Fathullah, selanjutnya kajian dhuha disampaikan UAS kepada majelis yang juga dihadiri oleh Wakil Wali Kota Solok, Dr. H. Ramadhani Kirana Putra dan Kapolres Solok Kota, AKBP. Ahmad Fadhilan.
Dalam tausiahnya, UAS memberikan lima pesan dan nasihat sebagai bekal bagi TNI, Polri, ASN serta khususnya Taruna Latsitardanus yang hadir. Pertama, meyakini pekerjaan kita adalah ibadah karena Allah (Lillah, Billah dan Fillah) yaitu menjaga NKRI, menjaga masyarakat dari perbuatan-perbuatan maksiat. Dalam islam setiap hembusan nafas, ayunan tangan, dan langkah kaki adalah ibadah. “wama kholaqtul jinna wal insa illa liya`budun” (tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku)
Kedua, mental, dan spiritual harus diisi hubungan yang kuat dengan Allah SWT. Seperti kisah Jendral Sudirman waktu berjuang mempertahankan NKRI wudhunya tak pernah putus, zikirnya tak pernah berhenti, dan shalat tak pernah tinggal walau sedang diuji dengan sakit malaria ketika bergerilya melawan Belanda dan sekutunya. Indonesia merdeka karena para pejuang dan ulama membesarkan Allah SWT.
Ketiga, Jadikan jabatan sebagai sarana amar ma’ruf nahi munkar. Keempat, perbanyak amalan karena dunia hanya tempat persinggahan. dan Kelima, selalu berdoa meminta keselamatan kepada Allah SWT.
Menjelang masuknya waktu shalat zduhur, setelah lebih kurang satu jam kajian berlangsung, kegiatan kajian dhuha ditutup dengan doa keselamatan yang dipimpin langsung oleh UAS. (MC-KotaSolok)