:
Oleh MC KAB PIDIE, Jumat, 26 Mei 2023 | 14:16 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 79
Sigli, InfoPublik - Kurang lebih 400 siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kabupaten Pidie mengikuti webinar literasi digital sektor pendidikan dengan tema Positif, Kreatif, dan Aman di Internet, Kamis (25/5/2023) .
Webinar ini diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemenkominfo) berkolaborasi dengan beberapa SMA di Kabupaten Pidie yang merupakan salah satu upaya dalam mempercepat transformasi digital di sektor pendidikan menuju Indonesia #MakinCakapDigital.
Direktur Jenderal Aplikasi Informatika (Dirjen Aptika) Kementerian Komunikasi dan Informatika Semuel Abrijani Pangerapan, menerangkan dari Hasil survei Indeks Literasi Digital Nasional yang dilakukan oleh Kominfo bersama Katadata Insight Center (KIC) didapatkan skor atau tingkat literasi digital masyarakat Indonesia pada tahun 2022 berada pada angka 3,54 poin dari skala 1-5.
Hasil ini menunjukkan tingkat literasi digital di Indonesia masih berada dalam kategori sedang. Dan indeks literasi digital Indonesia belum mencapai kategori baik. Oleh karena itu angka ini perlu terus kita tingkatkan dan menjadi tugas kita bersama untuk membekali masyarakat kita dengan kemampuan literasi digital, jelasnya dalam sambutan melalui virtual.
Adapun webinar ini turut menghadirkan beberapa narasumber di antaranya, Erfan Hasmin (Kepala Unit ICT Universitas DIPA Makassar), Muhammad Fadli (Kadis Kominfo Kab. Pidie), Key Opinion Leader (KOL) Deola Adene (Putra Batik Nusantara).
Kemudian, ada Siti Kusherkatun(Asih) sebagai juru bahasa isyarat dan dipandu oleh moderator Sahira Zahra Ghassani.
Sesi pertama, narasumber Erfan Hasmin menyampaikan materi tentang etika digital. Menurutnya penting menjaga etika digital agar tetap dapat positif, kreatif, dan aman di ruang digital. Salah satu etika yang harus dilakukan di ruang digital adalah berperilaku sopan dan santun dengan menggunakan kata-kata yang sopan sehingga tidak terjadi salah paham.
"Kita harus punya kemampuan validasi, kalau informasi yang kita dapat terus kita tidak bisa validasi, minimal berhenti di kita, jangan kita teruskan apabila kita tidak bisa mempertanggungjawabkan, terus jangan sekali-kali menyinggung SARA, SARA itu suku, agama, ras, dan antargolongan, dan jangan menggunakan kata SARA apalagi mengejek SARA tertentu itu tidak boleh karena bisa memicu konflik," jelasnya.
Selain itu, katanya, sebagai pengguna internet harus berhati-hati, harus dapat memilah, mana yang sifatnya publik, mana yang sifatnya privat, tidak semua hal bisa diposting.
Selanjutnya, narasumber kedua, Muhammad Fadli, S.Kom., M.Kom menjelaskan mengenai positif, kreatif, dan aman di internet.
"Agar aman dalam menggunakan internet beberapa hal yang harus kita lakukan adalah rutin memperbarui perangkat lunak, menggunakan kata sandi yang kuat, menjaga informasi pribadi, memakai jaringan wifi yang aman, mewaspadai pencurian data pribadi atau phising, berhati-hatilah terhadap unduh dan tautan, jangan asal klik tautan,"pintanya.
Fadhli menambahkan setelah menerapkan pengaturan privasi, dan gunakan keberanian digital dengan melaporkan kejahatan cyber kepada pihak yang berwenang. Selanjutnya, pengguna internet harus kreatif di ruang digital.
"Banyak platform disediakan untuk membuat konten yang kreatif, diantaranya bisa blog, vlog, podcast, atau youtube. Kita dapat melihat berbagai referensi untuk mendukung kreativitas atau dapat kolaborasi dengan orang lain dengan bergabung komunitas online, forum, atau grups diskusi untuk menunjang kemampuan kita," jelasnya.
Tidak lupa, Fadhli mengingatkan, setiap pengguna internet harus berperilaku positif yakni dengan cara memfilter informasi sebelum dibagikan, mencari hiburan yang positif bisa bermain dengan teman, dan harus beretika dalam membangun komunikasi di ruang digital.
Sementara itu, narasumber Deola Adene selaku Key Opinion Leader (KOL), tampil memaparkan materi bagaimana pengguna internet mempromosikan kreativitas dan membuat konten yang menginspirasi, dengan cara membuat konten yang mewakili semua orang namun dengan versi kita sendiri.
"Dari berbagai reverensi konten yang telah kita pelajari di internet kita dapat kreatif dengan menginovasikannya. Kalau orang ini bisa membuatnya seperti ini, storyteller yang kaya gini, kita tuh bisa membuat seperti ini juga, tapi ada yang membedakan kita, apakah karakteristiknya, apakah yang membedakan kita itu ada tambahan seperti animasi,"tambah Deola.(Mc.Pidie/Eyv)