:
Oleh MC KAB BOVEN DIGOEL, Sabtu, 8 April 2023 | 06:09 WIB - Redaktur: Fajar Wahyu Hermawan - 177
Boven Digoel, Infopublik - Umat Paroki Hati Kudus Tanah Merah Memperingati Kisah Sengara dan Wafat Yesus Kristus DiKayu Salib Dengan Melaksanakan Misa Jumat Agung, Jumat (07/04/2023).
Jumat Agung atau hari yang dikenang sebagai peristiwa sengsara dan wafat Yesus Kristus dikayu Salib merupakan salah satu dari rangkaian trihari suci menjelang pesta Paskah.
Mengenang peristiwa tersebut umat Katolik Paroki Se-Kevikepan Mindiptanapun turut melaksanakan Misa Jumat Agung di gerejanya masing-masing.
Begitu pula dengan umat Paroki Hati Kudus Tanah Merah Kevikepan Mindiptana Kabupaten Boven Digoel yang turut mengenang peristiwa tersebut bersama Pastor Parokinya, Salfinus Buarlele, MSC.
Dalam renungannya di gedung gereja Paroka Hati Kudus Tanah Merah, Pastor Salfinus Buarlele, MSC menyampaikan bahwa dalam gereja Katolik, Jumat Agung bukan hanya terfokus pada kematian Tuhan namun juga diarahkan kepada misteri cinta kasih Allah.
Disampaikannya pula bahwa terdapat tiga hal penting yang hendaknya direnungkan umat pada saat perayaan tersebut yakni cinta kepada Yesus, berbahagiah karena melihat kemuliaan Tuhan dalam kisah sengsara-Nya, serta panggilan hidup.
Terkait dengan hal penting pertama, Pastor Salfinus menyampaikan bahwa karena cinta kepada Yesus, dirinya bersama para umat bisa berkumpul di tempat perayaan tersebut serta percaya kepada Allah dan iman yang terus bertumbuh.
Berawal seperti Pilatus yang bertanya kepada Yesus, siapakah engkau? dan merujuk kepada pengakuan iman seperti kepala perwira yang melihat langsung peristiwa kematian Tuhan, Sungguh benar orang ini adalah putera Allah.
Disampaikannya juga bagaikan Yohanes yang berdiri didekat Salib Tuhan dan berkata: "Semuanya ini dikatakan kepadamu".
"Dari dia yang melihatnya dan yang percaya dan dia tahu dia mengatakan kebenaran dan dia menyampaikannya kepadamu supaya kamupun percaya," tuturnya.
Salfinus mengatakan bahwa peristiwa kematian Tuhan tidak dilihat oleh umat pada saat ini secara langsung namun dirayakan dengan penuh iman dan mendengarkan kisah sengsara Tuhan dengan penuh hormat.
Melalui peristiwa tersebut maka Pastor Alfin menympaikan bahwa Yesus menguatkan iman umat-Nya maka berbahagialah mereka yang tidak melihat namun percaya.
Parihal penting kedua tentang berbahagiah karena melihat kemuliaan Tuhan dalam kisah sengasara-Nya, Pastor Alfin sapaan akrabnya mengawalinya dengan kutipan dari penulis Yohanes.
"Peristiwa Salib adalah peristiwa kemuliaan Allah, Allah ditinggikan, dipandang dan dihormati, Dia menderita tapi mulia dan dimuliakan," tuturnya.
Dikatakannya bahwa kemuliaan Allah itu tampak nyata dalam kasih-nya yang luar biasa kepada dunia sehingga diutus anak-Nya yang tunggal supaya didalam Dia semua orang percaya.
Untuk hal penting ketiga, Alfin menyampaikan agar panggilan hidup bukan untuk berkhianat, memprotes apalagi meninggalkan iman.
"Kita dipanggil untuk berserah dan percaya kepada Allah dan putera-Nya Yesus Kristus dalam kesatuan dengan Roh Kudus, menderita, terus berjuang dan setia adalah cara sikap kita dalam membawa salib hidup kita," ucapnya.
"Kita tidak berjuang sendiri, Tuhan telah mengajarkan kita, bagaimana kita menghadapi dan menjalani hidup,"ungkap Alfin.
Menutup renungan tersebut, Pastor Salfinus Buarlele berpesan bahwa Tuhan selalu hadir dan menyertai saat umat-Nya berada di dalam penderitaan.
Dalam perayaan Jumat Agung inipun dilaksanakan upacara penciuman salib sebagai sebuah ungkapan syukur kepada Yesus Kristus yang telah mengorbankan dirinya untuk menyelamatkan umat manusia dari dosa. (MC Boven Digoel/Angga)