Tekan Laju Stunting, Dinkes Solok Luncurkan Gerakan Protein Hewani

:


Oleh MC KOTA SOLOK, Selasa, 14 Februari 2023 | 13:48 WIB - Redaktur: Juli - 189


Solok, InfoPublik – Dinas Kesehatan melalui Bidang Kesehatan Masyarakat (kesmas) meluncurkan Gerakan Protein Hewani Cegah Stunting di Posyandu Wijaya Kusuma 7 Kelurahan Tanjung Paku, Kecamatan Lubuk Sikarah, Kota Solok, Senin (13/2/2023).

Peluncuran gerakan protein hewani dihadiri, Kabid Kesmas, Ns. Hartini, S.Kep, M.Biomed. Kepala Puskesmas Tanjung Paku, dr. Sri Yulianti, MARS dan Lurah Tanjung Paku Yuhendri, Reynaldi, SE, Dt Rangkayo Sutan selaku Ketua LPMK Kelurahan Tanjung Paku, Ketua TP-PKK Kelurahan, Ketua RW, dan Bundo Kanduang Tanjung Paku.

Dalam acara ini, diperkenalkan kembali panduan Isi Piringku kepada masyarakat sesuai kelompok umur sebagai solusi pemenuhan gizi seimbang bagi keluarga, khususnya ibu hamil, ibu menyusui, dan balita. Edukasi isi piringku dan demo masak diberikan oleh Pelaksana Gizi dan Kader Posyandu yang langsung didengar dan dilihat oleh ibu hamil, dan orangtua bayi & balita.

Terdapat banyak sumber makanan yang mengandung protein hewani dan zat besi dapat diperoleh dengan mudah misalnya pada daging merah, ayam, hati, ikan, telur dan susu terfortifikasi

“Kami mengharapkan kepada seluruh masyarakat terutama ibu hamil dan ibu menyusui untuk dapat menggerakkan kembali protein hewani untuk mencegah stunting. Sebagaimana diharapkan oleh pemerintah untuk tahun 2024 minimal stunting di angka 14%,” jelas Sri Yulianti, Kepala Puskesmas Tanjung Paku.

Kekurangan gizi kronis terjadi sejak bayi dalam kandungan hingga usia dua tahun atau pada periode 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), sehingga perlu dilakukan kegiatan pemantauan pertumbuhan pada balita setiap bulan dan pemantauan perkembangan minimal dua kali setahun serta penanggulangan masalah gizi lainnya melalui pendekatan 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).

Stunting mencerminkan kondisi gagal tumbuh akibat dari kekurangan gizi kronis, sehingga anak menjadi terlalu pendek untuk usianya. Kekurangan gizi kronis juga akan berdampak pada gangguan perkembangan.

Berdasarkan hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022, angka stunting di Indonesia masih mencapai 21,6 persen. Meskipun telah ada penurunan angka stunting sebanyak 2,8 persen dibandingkan data SSGI 2021 yang mencapai 24,4 persen, tetapi prevalensi tersebut masih lebih tinggi dibanding angka yang dianjurkan Badan Kesehatan Dunia (WHO) yaitu di bawah 20 persen.

Lurah Tanjung Paku, Yuhendri, dalam sambutannya menyampaikan terima kasih kepada petugas kesehatan dan tenaga (kader) Posyandu yang telah mempersiapkan acara ini dengan baik.

"Selain kader dan petugas, semua pihak diharapkan dapat bekerja sama dalam upaya pencegahan stunting,” ujar Lurah Tanjung Paku.

Acara diakhiri dengan pelayanan kesehatan yang meliputi pemeriksaan ibu hamil, imunisasi, pemberian vitamin A, dan obat cacing. (MC-KotaSolok)