"Smart Green Hause" Siapkan Lulusan SMKN 2 Belu Jadi Petani Modern

:


Oleh MC KAB BELU, Sabtu, 14 Januari 2023 | 17:55 WIB - Redaktur: Kusnadi - 212


Belu, InfoPublik - Keberadaan Smart Green House di SMKN 2 Belu, Provinsi NTT, membawa dampak besar pada skill siswa, utamanya pada program keahlian Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura (ATPH) yang menjadi bidang keunggulan di SMK tersebut. Kehadiran Smart Green House membuat siswa menjadi lebih cakap dan siap menjadi petani modern.

Pantauan, Smart Green House sebagai laboratorium pada jurusan ATPH membuat para siswa menjadi lebih menguasai teknologi-teknologi pertanian modern. Utamanya, pada model pertanian hidroponik yang kini sedang berkembang cukup pesat.

Pada kesempatan kunjungan Bupati dan Wakil Bupati Belu ke sekolah itu, pihak sekolah turut memperkenalkan Program Unggulan SMKN 2 Belu, yakni Smart Green House, yang berfungsi untuk budidaya hortikultura dengan system teknologi hidroponik.

Pada kesempatan itu, Berlian Berek dan Desy Moruk, Siswi Kelas XI SMKN 2 Belu menjelaskan, lahan seluas 4,2 are yang dikelola pihak sekolah ada 42 bedeng. Tanaman yang dikembangkan sebanyak 5.292 pohon.

"Pembibitan dilakukan pada tanggal, 10 Oktober 2022 dan penanaman baru dilakukan pada tanggal 26-28 Oktober 2022. Setelah penanaman dilakukan perawatan dengan pupuk NPK Mutiara dan CNG," ungkap Berlian Berek.

Ia juga menyampaikan bahwa saat ini pihak sekolah mengundang guru tamu untuk membantu membuat pupuk NPK Organik dalam skala kecil.

"Panen pertama pada tanggal 27 Desember 2022 menghasilkan 9 keranjang. Panen kedua pada tanggal 2 Januari 2023 dengan hasil 34 keranjang dan Panen ketiga tanggal 5 Januari 2023 menghasilkan 27 keranjang serta panen keempat kita peroleh 37 keranjang. Total panen saat ini telah mencapai 107 keranjang. Hasil tomat tersebut kita jual dengan harga Rp. 600 ribu/boks," papar Berlian.

Terkait penjualan, Desy Moruk mengatakan, pihak sekolah bekerja sama dengan Sygenta untuk pemasaran, dengan pembeli datang dari Kota Kupang.

"Kami punya modal awal Rp. 23 juta untuk menanam tomat dan di hasil panen ke-empat, total pendapatan kami sekitar Rp. 69 juta, dengan keuntungan bersih mencapai Rp. 45 juta. Untuk peluang panen masih bisa dilakukan 6 kali dan usaha ini sangat membantu kami siswa-siswi dalam meringankan beban orang tua," ucap Desy

Sementara Arnold K. Nale, Siswa Kelas X SMKN 2 Belu mengungkapkan bahwa teknologi hidroponik yang berhasil dikembangkan di SMKN 2 Belu adalah tanaman tomat.

"Sedangkan tanaman sayur mayur tidak berhasil karena kandungan kadar airnya melebihi ambang batas," katanya.

Kepala Sekolah SMKN 2 Belu, Bonefatius Wilhelmus Rambing, ST menjelaskan, pihak sekolah sudah mengundang guru tamu untuk membuat Pupuk NPK Organik sendiri dalam skala kecil.

"Kita akui, untuk pasar tomat menggunakan pupuk organik harganya lebih menjanjikan dan memiliki pasar khusus. Kami baru merintis, untuk sementara masih menggunakan pupuk anorganik dengan bahan lamtoro dan bunga putih," katanya.

Untuk di ketahui, SMKN 2 Belu yang berada di Desa Silawan memiliki Jurusan Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura (ATPH), Agribisnis Ternak Ruminansia (ATR), Bisnis Konstruksi dan Properti, Multimedia, serta Teknik Kendaraan Ringan Otomotif. (prokopimbelu).