:
Oleh MC KOTA PARIAMAN, Kamis, 21 Juli 2022 | 17:42 WIB - Redaktur: Juli - 129
Pariaman, InfoPublik - Angka Kematian Ibu (AKI), merupakan indikator utama derajat kesehatan masyarakat dan ditetapkan sebagai salah satu tujuan Sustainable Development Goals (SDG’s).
Angka kelahiran diukur dengan Total Fertility Rate (TFR) yang diartikan sebagai jumlah anak yang dilahirkan oleh seorang wanita selama masa suburnya
Oleh karena itu, pentingnya pembinaan anggota keluarga kelompok BKB, BKR dan BKL di wilayah desa melalui sosialisasi kebijakan strategi pembinaan ketahanan keluarga, dengan adanya pembinaan secara berkesinambungan terhadap kelompok kegiatan maka kepedulian anggota masyarakat meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah kesertaan ber-KB anggota kelompok sesuai yang diharapkan.
Hal tersebut disampaikan oleh Wali Kota Pariaman Genius Umar, saat menghadiri kegiatan “Penyuluhan Stunting Pada Pasangan Usia Subur (PUS) se-Kota Pariaman, yang dilaksanakan oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kota Pariaman, di balairung rumah dinas wali kota, Kamis (21/7/2022), yang diikuti oleh perwakilan dari PUS di empat kecamatan yang ada di Kota Pariaman.
“Masa depan anak Indonesia harus sehat, cerdas, kreatif, dan produktif. Jika anak-anak terlahir sehat, tumbuh dengan baik dan didukung oleh pendidikan yang berkualitas, maka mereka akan menjadi generasi yang menunjang kesuksesan pembangunan bangsa," jelasnya.
Sebaliknya, lanjutnya, jika anak-anak terlahir dan tumbuh dalam situasi kekurangan gizi kronis, mereka akan menjadi anak yang kerdil (stunting), oleh karena itu Bina Keluarga Balita (BKB) harus selalu memberikan sosialisasi dan pembinaan kepada Pasangan Usia Subur (PUS).
“Untuk itu, titik dimulainya pembangunan SDM adalah dengan menjamin kesehatan ibu hamil, kesehatan bayi, kesehatan balita, kesehatan anak sekolah, karena merupakan umur emas untuk mencetak manusia Indonesia yang unggul. Jangan sampai ada lagi stunting, kematian bayi, kematian ibu yang meningkat, sehingga dapat mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat melalui Pemberdayaan masyarakat," jelasnya.
Genius Umar juga melarang ibu-ibu yang membawa balita untuk mencegah anak-anaknya berlarian dan ribut ketika beliau sedang berbicara.
Ia meminta kepada para ibu untuk membiarkan anak-anaknya melakukan apa yang mereka inginkan, karena pada usia tersebut adalah memang usia untuk mereka bermain dan ingin tahu tentang kegiatan apa saja yang ada di sekelilingnya.
Untuk menghibur anak-anak tersebut, Genius Umar memberikan hadiah kepada anak-anak balita tersebut berupa uang belanja, untuk dipergunakan sesuai keinginan mereka. (tachi)