:
Oleh MC KAB BULUNGAN, Kamis, 16 Juni 2022 | 09:36 WIB - Redaktur: Kusnadi - 299
Bulungan, InfoPublik - Melalui kepala sekolah se-Kecamatan Tanjung Palas Utara, dilakukan persiapan implementasi kurikulum merdeka melalui Lokakarya yang digelar di BPU Desa Ruhui Rahayu belum lama ini.
Lokakarya tersebut dibuka langsung oleh Bupati Bulungan Syarwani, dihadiri pula Manajer INOVASI Kaltara, Handoko Widagdo, Kepala Balai Guru Penggerak Kaltara, Heri Purwanto, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Suparmin Seto, serta para guru di wilayah Kecamatan Tanjung Palas Utara.
Bupati dalam arahannya mengatakan dirinya mengapreasi dan berterima kasih serta menyambut baik atas inisiatif rekan-rekan kepala sekolah yang ada di Tanjung Palas Utara.
"Ini tidak lagi top down, justru bottom up," jelasnya.
Sebagai bentuk keberhasilan program INOVASI di Bulungan yaitu kesadaran kolektif oleh rekan-rekan guru, dan hal rersebut kata bupati telah dilakukan, seperti kegiatan yang dilaksanakan tersebut.
"Sehebat apapun program yang ada, jika tidak ada inisiatif yang muncul dari bawah atau bottom up maka akan sulit," sebutnya.
Bupati juga meyakini bahwa kurikulum merdeka merupakan evaluasi terhadap kurikulum yang ada sebelumnya, bukan hanya itu juga kurikulm merdeka merupakan adaptasi terhadap situasi dan kondisi terkini.
"Sebab dunia pendidikan ini kan sistmemnya dinamis, ini lah tantangannya agar dunia pendidikan dapat beradaptasi dan cepat menyesuaikan," imbuhnya.
Kurikulum merdeka, kata bupati, memberikan ruang terhadap guru untuk bisa berkreatifitas dan berinovasi, sehingga potensi guru tidak hanya sesuai kehendak atau standar yang ada dari kementerian atau dari daerah.
"Sehingga kurikulum ini sebagai bentuk 'refreshing' bagi para guru," sebutnya.
Bupati juga berharap melalui lokakarya tersebut banyak hal yang dapat didiskusikan, bupati menitipkan bahwa problem yang ada di kelas dasar di Bulungan itu yang harus menjadi fokus.
"Sehingga ada pemetaan yang bisa dibuat untuk permasalahan tersebut, sebab masing-masing wilayah tidak sama permasalahannya, terlebih lagi di Bulungan sendiri memiliki 10 kecamatan, permasalahan di Utara tentu pasti tidak akan sama dengan yang di wilayah Timur," sebutnya.
Implementasi kurikulum merdeka juga kata dia tidak bisa diseragamkan ketika permasalahan-permasalahan yang ada berbeda-beda setiap kecamatannya. Untuk itu bupati mapping atau pemetaan yang jelas terhadap permasalahan tersebut melalui lokakarya yang dilakukan tersebut.
"Dalam artian ada roadmap bagaimana menanggani masalah yang ada di dunia pendikan utamanya di kelas awal, khusus di wilayah Utara ini," pungkasnya.(MC Bulungan/sny)