:
Oleh KOTA TANJUNG PINANG, Rabu, 23 Februari 2022 | 16:38 WIB - Redaktur: Tobari - 235
Tanjungpinang, InfoPublik - Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Pemberdayaan Masyarakat (DP3APM) mengadakan rapat Evaluasi dan Penyusunan Rencana Aksi Kota Layak Anak (KLA) 2022.
Rapat dipimpin Wali Kota Tanjungpinang Rahma, dan diikuti tim gugus tugas pengembangan kota layak anak ini berlangsung, di aula Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah, kantor wali kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau (Kepri), Rabu (23/2/2022).
Diketahui, pencapaian KLA kota Tanjungpinang berada di kategori Madya sejak 2018, 2019, dan 2021. Pencapaian nilai KLA Tanjungpinang 2021 merupakan yang tertinggi di Provinsi Kepri yakni 687 poin. Nilai ini, kurang 13 poin untuk bisa mencapai kategori Nindya.
Wali Kota Rahma mengapresiasi atas pencapaian nilai KLA kota Tanjungpinang yang tertinggi diantara kabupaten kota se- provinsi Kepri. Pencapaian ini, diharapkan dapat dipertahankan, bahkan ditingkatkan lagi.
"Mudah-mudahan, dengan kerja keras kita semua, baik dari pemerintah, stakeholder, lembaga, dunia pendidikan dan usaha, kita mampu menjadi terbaik se- Indonesia," ucap Rahma.
Kendati demikian, persiapan maupun tahapan-tahapan yang akan kita lakukan ini, tidak semata-mata mengejar target atau poin, melainkan lebih kepada benar-benar Tanjungpinang ini layak disebut KLA.
"Jadi, bukan berangkat hanya ingin prestasi, tapi benar-benar mampu mewujudkan Tanjungpinang kota layak anak yang terbaik," tegas dia.
Dibalik pencapaian ini, lanjut Rahma, tentu ada motivasi, bilamana kita dapat memenuhi semua indikator-indikator KLA ini. Kolaborasi, sinergi, dan partisipasi seluruh pihak sangat penting untuk meningkatkan lagi nilai KLA ke depan.
"Saya minta, semua OPD bersungguh-sungguh melakukan pembenahan dari indikator yang harus di tingkatkan, dengan melibatkan lembaga kemasyarakatan, dunia usaha, dan forum anak," ucapnya.
Kepala DP3APM Kota Tanjungpinang, Rustam menyebut, dari presentase nilai capaian per kluster, yang tertinggi adalah kluster V, perlindungan khusus anak yakni 73% dan kelembagaan 91%.
Sedangkan, yang paling rendah adalah kluster II yaitu lingkungan, keluarga, dan pengasuhan alternatif 56%. Diikuti kluster III, kesehatan dasar dan kesejahteraan 58%, kluster IV, pendidikan, pemanfaatan waktu luang dan kegiatan budaya 63%, serta kluster I, hak sipil dan kebebasan 65%.
"Harapannya, semua pihak berperan aktif untuk meningkatkan capaian nilai per kluster ini, sehingga terpenuhinya konvensi hak anak dalam penyelenggaraan pembangunan ramah anak dengan partisipasi anak di Tanjungpinang," ucapnya.
Sementara itu, Ketua Gugus Tugas Pengembangan Kota Layak Anak Tanjungpinang, Surjadi mengatakan, untuk bisa menjadi kota layak anak kategori Nindya, diperlukan kerja sama yang kuat diantara kita, baik OPD, stakeholder, dan pihak lainnya yang memiliki keterkaitan dengan kesuksesan program KLA.
"Lima kluster plus satu lembaga harus kita siapkan untuk mencapai KLA yang paripurna. Apa yang kita lakukan itu, kata kuncinya harus terencana, menyeluruh, dan berkelanjutan," tuturnya.
Dalam rapat itu, dilakukan diskusi guna membahas hal-hal yang perlu segera ditindaklanjuti, serta menjaring saran dan masukan terkait tahapan-tahapan yang akan dilakukan pada setiap kluster. (Tri/toeb).