Dinas Kesehatan Metro Ajak Masyarakat Waspada dan Berperan Aktif Cegah DBD

:


Oleh MC Kota Metro Lampung, Senin, 17 Januari 2022 | 11:22 WIB - Redaktur: Kusnadi - 351


Metro, InfoPublik - Mengantisipasi meningkatnya kasus penyakit Demam Berdarah Dengue, Dinas Kesehatan Kota Metro mengingatkan masyarakat untuk waspada dan berperan aktif dalam upaya pencegahan DBD di Kota Metro. Hal itu disampaikan Kepala Dinkes Metro, drg. Erla Andrianti, Mars.

Kepala Dinkes Metro juga mengatakan, bahwa telah terjadi peningkatan kasus DBD yang cukup siginifikan pada bulan Desember 2021. Kasus DBD tertinggi terdapat di tiga Kelurahan, yaitu Kelurahan Purwosari, Mulyojati dan Margorejo.

“Untuk menindaklanjuti hal ini, kami telah bersurat ke setiap Puskesmas di Metro, untuk melakukan upaya pencegahan DBD melalui surat Dinas Kesehatan Nomor 11103/D-2.04/2021. Puskesmas agar berkoordinasi dengan Pokjanal DBD Kecamatan dan Pokja DBD Kelurahan untuk mengajak masyarakat melakukan pencegahan dengan cara pemberantasan sarang nyamuk,” katanya, Minggu (16/01/2022).

Kepala Dinkes juga mengungkapkan, masyarakat dapat berperan aktif untuk mencegah penularan DBD. Pencegahan ini diantaranya dengan melaksanakan 4 M Plus, yaitu Menguras bak mandi minimal 2 kali seminggu, Menutup tempat penampungan air, Mendaur ulang barang bekas, dan Memantau jentik nyamuk.

“Bila masyarakat mengalami gejala demam dalam beberapa hari tidak turun-turun dan mengarah kepada tanda gejala penyakit DBD. Segera dibawa ke pusat pelayanan kesehatan terdekat untuk mendapatkan pertolongan, jangan sampai terlambat,” ungkapnya.

Erla juga menjelaskan bahwa, biasanya masyarakat terlambat merujuk pasien DBD ke rumah sakit. Dan biasanya sudah dalam kondisi parah, tentunya hal ini akan sangat membahayakan bagi pasien.

“Maka dari itu, saya ingatkan masyarakat untuk menggunakan bubuk Abate bila diperlukan untuk membunuh jentik nyamuk dan bisa didapat gratis di Puskesmas. Fogging dapat dilakukan di rumah warga yang positif DBD dengan menunjukkan hasil pemeriksaan laboratorium. Kemudian dari hasil pemantauan jentiknya cukup banyak dan beberapa warga mengalami gejala DBD yang sama,” terangnya.

Drg. Erla Andrianti, MARS juga menyampaikan, fogging yang dilakukan oleh masyarakat secara swadaya dapat berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan maupun petugas Puskesmas. Ini dimaksudkan untuk mengetahui takaran dosis yang tepat digunakan dan jarak ideal pengasapan/fogging, sehingga tidak membahayakan bagi masyarakat dan tidak membuat resistan/kebal nyamuk yang difogging.

“Bila masyarakat sudah terbiasa dengan perilaku hidup bersih dan sehat, salah satunya dengan menjaga kebersihan lingkungan, melalui pemberantasan sarang nyamuk. Tentunya ini hal yang paling tepat untuk memutus rantai penularan penyakit DBD,” pungkasnya. (Sr)