:
Oleh MC KAB TOBA, Rabu, 3 November 2021 | 05:53 WIB - Redaktur: Tobari - 232
Toba, InfoPublik - “Kalau emas akan tetap emas ke mana pun ditempatkan”, itulah ungkapan yang cocok bagi Roy Siagian yang berprofesi guru SMP di Kabupaten Toba.
Ia telah beberapa kali membawa sekolah, tempatnya mengajar sebelumnya bertanding di kancah olimpiade sains tingkat Internasional.
Prestasi yang disabet anak didiknya sewaktu di SMP Negeri 1 Sigumpar, Kecamatan Sigumpar, Kabupaten Toba adalah hasil persiapan cukup panjang dan menantangnya.
Kecintaannya bagi dunia pendidikan, secara khusus penelitian sudah mulai terlihat sejak ia duduk di bangku kuliah.
Pria kelahiran 17 Januari 1984 ini kepada MC Toba pada Selasa (2/11/2021) menyebutkan telah mencintai dunia pendidikan ini sejak duduk di bangku kuliah tepatnya di Universitas Negeri Medan (UNIMED) Semester III.
Dengan alasan finansial, ia pun harus mulai mengajar anak didik di tempat les. Tujuannya, upah dari tempat les mampu menutupi kekurangan biaya selama kuliah.
“Awalnya saya melihat bahwa dunia pendidikan ini sebagai wadahku berkembang sejak duduk di bangku kuliah semester III. Saya ikut mengajar les dan privat di Medan. Ini saya lakukan karena biaya dari kampung terasa kurang,” ungkapnya.
Anak keempat dari 5 bersaudara ini tidak langsung menjadi seorang guru setelah menyelesaikan kuliahnya di Fakultas Kimia UNIMED.
“Saya tamat kuliah tahun 2005. Saya bekerja sebagai quality control di perusahaan pengolahan minyak di Medan sampai tahun 2009. Lalu, ada lowongan masuk PNS, saya coba dan ternyata lulus dan ditempatkan di Toba,” terangnya.
“Saya langsung ditempatkan di SMP Negeri 1 Sigumpar setelah dinyatakan lulus test CPNS itu,” sambungya.
Anak seorang petani dari Desa Bonan Dolok III, Kecamatan Balige, Kabupaten Toba ini ternyata mengisi diri setiap harinya setelah ia ditempatkan sebagai guru di Toba. Kecintaannya pada hal-hal baru, secara khusus pada penelitian yang ada dalam jurnal sudah muncul.
Selama 11 tahun mengajar di SMP Negeri I Sigumpar, beragam prestasi yang ia torehkan bersama para siswa yang ia bimbing usai jam pelajaran.
Bukan sekadar merelakan jam istirahatnya, ia juga berupaya membeli alat-alat penelitian bagi siswa yang tengah melakukan praktek.
Kepiawaiannya mengajar dan mendidik anak membuat para siswa betah bersama dia belajar. Usai jam pelajaran sekolah, sebagian siswa masih belajar bersamanya di sekolah. Setiap kali mengajar, ia memegang prinsip “aku harus menjadi orang yang berguna bagi orang lain”.
Dengan prinsip ini, ia tak pernah mengeluh walau harus mengorbankan banyak hal, termasuk waktu bagi keluarga.
Kadang, ia harus terlambat ke rumah karena masih mengajar anak-anak di sekolah. Alhasil, anak didiknya mampu meraih juara di tingkat Internasional.
Soal prestasi, ia menceritakan pengalaman terbarunya pada tahun 2020. Riset seputar pohon rimbang sebagai Pengemulsi Susu Kerbau membawa para siswa SMP N 1 Sigumpar, Kecamatan Sigumpar, Kabupaten Toba meriah medali perunggu di tingkat dunia.
Kalau menurut saya, profesi saya sebagai guru. Saya punya keyakinan bahwa guru itu bermanfaat, secara khusus saya bermanfaat bagi murid saya sendiri, dengan cara membimbing mereka.
"Cara kita adalah melatih mental mereka dan membawa mereka dalam lomba riset ini. Kita juara pada riset, bermula pada juara II tingkat provinsi, kemudian kita lolos ke nasional dan mendapat perak," tuturnya lagi.
Sebelum melangkah ke level dunia, ketiga siswa tersebut telah mengikuti sejumlah kejuaraan sejak tingkat provinsi, nasional, hingga ASEAN.
Di tingkat ASEAN juga kita mendapat medali perak dan lalu kita juara di tingkat dunia dengan mendapat medali perunggu. Judulnya pemanfaatan Rimbang sebagai pengemulsi susu kerbau.
"Ini ada hubungannya pada stunting. Dan, hal tujuan kita ke depan agar hal ini bisa menjadi jajanan bagi anak-anak di sekitar kita agar tidak terjerumus pada kekurangan gizi," sebutnya.
Hingga saat ini, ia tetap belajar sebagai pendidik dengan tugas tambahan baru sebagai Plt. Kepala Sekolah di SMP Negeri 1 Narumonda, Kecamatan Siantar Narumonda, Toba .
Tentunya perolehan juara selama mengajar di SMP Negeri I Sigumpar akan ia lanjutkan di SMP Negeri I Narumonda. Baginya, kebanggan seorang guru saat anak didiknya dipanggil sebagai sang jawara.(MC Toba map/rik/toeb)