:
Oleh MC PROV KEPULAUAN RIAU, Kamis, 21 Oktober 2021 | 10:26 WIB - Redaktur: Kusnadi - 748
Tanjungpinang, InfoPublik - Gubernur Kepulauan Riau H. Ansar Ahmad sangat mendukung diresmikannya Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) Bintan Cakrawala dan mengapresiasi penyelenggaraan program pelatihan berbasis 3 in 1 sektor pengelasan. Hal ini sejalan dengan program pengembangan SDM Industri dari Kementerian Perindustrian RI melalui Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri.
“Dengan adanya LPK, program pelatihan dapat meningkatkan kompetensi dan kemampuan sumber daya manusia industri Kepri. Ini merupakan program positif dalam usaha kita mempersiapkan SDM kedepannya, agar memiliki daya saing yang baik dan terampil tentunya,” ujar Gubernur Ansar saat meresmikan LPK Bintan Cakrawala di Auditorium Wisma PT. Bintan Inti Industrial Estate (BIIE) Lobam, Kabupaten Bintan, Selasa (19/10).
Menurut Gubernur, ini menjadi salah satu kunci penting dalam mendukung Visi-Misi Kepulauan Riau Tahun 2021-2026. Dengan Visi Terwujudnya Kepulauan Riau yang Makmur, Berdaya Saing dan Berbudaya dan Misi ke 2 dari 5 Misi utama yaitu Mewujudkan Sumber Daya Manusia yang Berkualitas, Sehat dan Berdaya Saing dengan Berbasiskan Iman dan Taqwa.
“Kita yakin SDM yang berkualitas pasti memiliki daya saing yang tinggi. Melalui strategi ini, kita harapkan dapat langsung menyelesaikan persoalan dasar industri, agar memperoleh tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhannya,” ungkap Gubernur Ansar.
Untuk itu, Gubernur menjelaskan pentingnya peran industri dalam ketercapaian program, melalui saling sharing kurikulum, modul, silabus maupun tenaga pengajar atau silver expert. Sehingga industri dan SDM mampu memberikan dampak yang signifikan terhadap keberhasilan.
“Untuk pemenuhan ini, pelatihan menjadi model baru yang sangat cemerlang. Artinya output dari pelatihan ini peserta harus memiliki kompetensi yang ditunjukan dengan sertifikasi yang memadai agar bisa ditempatkan di tempat yang tepat pula,” terang Gubernur Ansar.
Begitu juga dengan pengembangan dan pembentukan ekosistem ekonomi khusus di bidang industri, Gubernur menyampaikan ada beberapa instrumen dan komponen, antara lain manejemen pengelolaan industri atau kawasan industri, teknologi dan regulasi baik Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah yang memberikan iklim pengembangan ekonomi yang lebih baik
“Yang perlu kita dorong dan menjadi perhatian kita bersama adalah ketersediaan SDM yang memiliki kualifikasi dan kompetensi yang bisa memperkuat ekosistem industri,” kata Gubernur Ansar.
Terakhir, Gubernur berharap Pemerintah Pusat lebih jauh lagi berfikir, agar pendidikan dan pelatihan tidak hanya pada tingkat elementary tapi juga pada tingkat intermediate sampai ke tingkat expert.
“Tidak hanya berorientasi kerja lokal saja tapi kalau bisa bekerja keluar negeri, maka kita persiapkan SDM-SDM kita untuk mengisi pasar-pasar kerja,” harap Gubernur Ansar.
Sementara itu, Koordinator Pelatihan Vokasi SDM Industri Kementerian Perindustrian RI Arif Fadilah menjelaskan industri sebagai salah satu sektor strategis memiliki peranan penting dalam upaya perbaikan dimasa pandemi Covid-19.
“Industri berperan penting dalam penyerapan lapangan pekerjaan, memberikan kontribusi bagi penerimaan negara dan menjadi penggerak ekonomi dengan multiplier effect sangat besar dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat,” jelas Arif.
Lanjutnya, secara umum pertumbuhan di sektor industri pengolahan non migas pada triwulan II pada tahun 2021 meningkat cukup signifikan sekitar 6,91 persen, angka ini sejalan dengan pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 7,07 persen.
“Sehingga dalam kontribusi PNBP dalam industri pengolahan non migas sebesar 17,34 persen, dimana angka ini lebih tinggi dari peningkatan ekonomi lainnya,” tambah Arif.
Dalam laporannya, GM PT. BIIE Aditya Laksmana mengatakan pihaknya telah meneken MoU bersama Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri Kementerian Perindustrian RI terkait penyelenggaraan pelatihan berbasis 3 in 1 sektor pengelasan.
“Program pelatihan yang dilaksanakan adalah upskilling sektor las yang sudah memiliki keahlian dasar las namun belum memiliki sertifikasi,” katanya.
Lebih lanjut, Aditya menerangkan melalui program ini, para peserta mengikuti pelatihan selama 14 hari sebelum mengikuti sertifikasi BNSP. Program pelatihan ini akan diikuti oleh 100 orang peserta. Pelatihan sendiri dibagi dalam 5 angkatan, masing-masing sebanyak 20 peserta.
“Peserta yang dididik sesuai dengan kemampuannya dengan jenis SMAW dan GMAW. Melalui program ini, kita dapat memenuhi kebutuhan tenaga kerja terampil yang kita butuhkan,” terang Aditya.