:
Oleh MC Kabupaten Kepulauan Mentawai, Rabu, 2 Juni 2021 | 16:52 WIB - Redaktur: Kusnadi - 247
Tuapejat, InfoPublik - Balai Benih Ikan Pantai (BBIP) Sikakap Mentawai telah mulai memproduksi ikan kerapu macan sejak 2017 lalu. Kemudian, pada Maret 2021 BBIP juga sudah mulai memproduksi ikan kerapu bebek yang diketahui memiliki nilai jual tinggi alias mahal.
"Saat ini, BBIP Sikakap sudah produksi dua jenis ikan kerapu, yaitu kerapu bebek dan macan," kata Hardimansyah, Kepala Balai Benih Ikan Pantai (BBIP) Sikakap Mentawai beberapa waktu lalu.
Ia menyebutkan bahwa ada sekira 12.000 ekor benih ikan kerapu bebek yang dibudidayakan di BBIP dengan ukuran 3 dan 4 centimeter.
Sementara itu, produksi kerapu macan sekira 8.000 ekor dengan ukuran 8,10, dan 12 centimeter.
Hardimansyah mengatakan bahwa pemasaran terkendala karena adanya regulasi yang membuat Kapal Hongkong (kapal asing) tidak datang ke Mentawai lagi.
Ia mengimbuhkan sejak Kapal Hongkong tidak ke Mentawai, ikan dibawa ke Padang, namun harganya turun. Oleh sebab itu, minat masyarakat menjadi menurun saat itu.
Kemudian, imbuh Hardimansyah, tahun 2019 ada pengusaha lokal yang kapalnya dari Padang ke Mentawai.
Nelayan menjual kepada pengusaha tersebut dengan harga yang lumayan, namun masih jauh dari harga yang ditawarkan jika Kapal Hongkong bersandar di Mentawai.
Meski demikian, Ia mengatakan bahwa jika kuota ikan terpenuhi, yakni lebih 15 ton maka Kapal Hongkong baru bisa ke Mentawai.
"Untuk mencapai kuota tersebut kita memproduksi benih dengan harapan masyarakat terus membudidaya secara berkesinambungan sehingga produksinya bisa melebihi 15 ton dan kapal Hongkong bisa ke Mentawai lagi," katanya.
Biasanya, dulu penjualan ikan kerapu bebek dibanderol sekira Rp,450.000 per kilogram pada pihak kapal Hongkong.
Sementara kerapu macan sekira Rp, 120.000 dan 140.000 per kilogram, tergantung ukurannya.
Untuk penanganan dua jenis kerapu tersebut, menurutnya, ikan kerapu bebek agak sensitif dan perlu penanganan khusus.
"Budidaya benih ikan perlu ketelitian dan sehari-hari harus berada di sana. Ada beberapa cara kerja yang dirubah mengikuti Standar Operasional Prosedur (SOP), dan kita memerlukan penambahan alat dan tenaga teknis agar target produksi tercapai," ujarnya.(KS)