Bupati, Wabup dan Sekda Telah Terima Vaksin Dosis Pertama

:


Oleh MC KAB BULUNGAN, Rabu, 10 Maret 2021 | 15:01 WIB - Redaktur: Kusnadi - 318


Bulungan, InfoPublik – Bupati Bulungan Syarwani serta jajaran Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemkab Bulungan khususnya di wilayah Kantor Bupati Bulungan menerima vaksinisasi yang digelar oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Bulungan, Rabu (10/3/2021).

Selain bupati, Wabup Ingkong Ala yang pada tahap pertama lalu tidak dapat dilakukan vaksinisasi karena sejumlah alasan, kali ini dapat dilakukan vaksinisasi. Demikian juga dengan Sekretaris Daerah Syafril yang juga menerima vaksinisasi.

Dijelaskan Kepala Dinkes Bulungan Imam Sujono, kegiatan vaksinisasi tersebut dalah tahap kedua yang mana menyasar mereka yang beraktifitas di pelayanan publik dan warga yang berusia lanjut lebih dari 60 tahun.

“Termasuk para ASN di Lingkungan Pemkab Bulungan, yang mana hari ini dilaksanakan di beberapa titik, salah satunya bagi ASN di wilayah kantor bupati ini,” jelasnya.

Sementara itu Bupati Bulungan Syarwani sebelum vaksinisasi dilaksanakan, ia memberikan sejumlah arahan. Disebutkannya pula, vaksinisasi tersebut sebagai bentuk ikhtiar di tengah masih belum meredanya Covid-19.

“Tentu vaksinisasi yang kita laksanakan hari ini, adalah ikhtiar  yang bisa kita lakukan,” jelasnya.

Namun lanjutnya sebagai masyarakat yang beragama tentu satu hal yang tidak bisa ditinggalkan dan lupakan adalah kekuatan doa yang juga harus sejalan dan paralel dengan ikhtiar.

“Untuk itu melalui Kemenag kami dari Pemkab Bulungan mohon dukungan sebagaimana disampaikan, dengan melibatkan segenap kekuatan yang ada di tokoh agama yang ada  di Bulungan untuk bersama-sama memberikan pemahaman kepada masyarakat,” imbuhnya.

Kadang lanjut bupati kadang ada kesalahpahaman yang berkaitan dengan vaksinisasi tersebut, padahal pemerintah kata bupati melaksanakan program vaksin tersebut telah menggaransi bahwa vaksin halal dan aman.

“Namun terkadang dinamika masyarakat kita dengan segala keterbukaan informasi, beredar isu vaksin palsu, tidak aman atau bahkan tidak halal,” ungkapnya.

Lebih jauh dikatakanya, jika mencermati proses vaksinisasi tahap pertama dan mungkin tidak ada kasus yang fatal akibat vaksinisasi tersebut. Hal-hal yang ada tersebut lah, kata bupati, menjadi bagian yang harus dievaluasi kedepan.

“Mudahan masyarakat kita yang hari ini yang setiap saat menggunakan gawai, dapat mengakses informasi yang berguna dan tidak mudah menerima informasi-informasi yang tidak dapat dipertanggung jawabkan,” bebernya.

“Sehingga muncul argumentasi dan perdebatan di tengah masyarakat,” sambungnya.

Dijelaskannya juga di forum dengan kepala puskesmas se-Kabupaten Bulungan, ia juga berharap dukungan teman-teman yang ada di garis depan, khususnya para pelaku kesehatan yang ada di kecamatan maupun desa.

“Bahu membahu bergandengan tangan dengan segenap unsur elemen masyarakat di wilayahnya,” sebutnya.

Dijelaskannya, jika berbicara dengan nelayan dan untuk meyakinkan mereka tentu juga pendekatanya harus dengan bahasa-bahasa nelayan, tidak cukup dengan bahasa medis. Demikian juga dengan petani.

“Kita tentu memiliki perangkat untuk itu, misal berdayakan kelompok tani atau para penyuluh,” sebutnya.

Untuk itu, kata dia, dalam mensukseskan vaksinisasi tersebut merupakan kerja besar bersama tidak hanya ditangani oleh satu institusi saja, tapi dikerjakan oleh seluruh pihak.

“Saya juga mengapresiasi pihak Dinkes bahwa pemberian vaksinisasi yang ada ini itu tersebar di beberapa titik dalam upaya kita mengurangi kerumunan, sebagai upaya kita meredam pertumbuhan virus yang ada. Mari kita berikan keyakinan kepada masyarakat kita bahwa vaksin yang diberikan kepada masyarakat Bulungan ini aman dan halal,” pungkasnya.(MC Bulungan/sny)