:
Oleh MC KOTA SOLOK, Rabu, 17 Februari 2021 | 10:13 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 660
Solok, InfoPublik – Kota Solok menjadi salah satu daerah di Sumatera Barat yang menyumbang kenaikan angka produksi padi pada tahun 2020. Menurut data BPS Kota Solok, terjadi kenaikan angka produktivitas padi di Kota Solok dari 57,57 Kuintal/GKG di Tahun 2019 menjadi 60,55 Kuintal/GKG di tahun 2020.Dinas Pertanian Kota Solok mengadakan evaluasi produksi padi tahun 2020, yang dilaksanakan di Aula Dinas Pertanian Kota Solok Senin (15/02/2021).
Kegiatan ini dihadiri oleh utusan beberapa instansi yang terkait dengan data produksi padi di Kota Solok seperti Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Sumatera Barat, BPS Kota Solok, PT. Petrokimia, PT. PIM, Pengamat Organisme Pengganggu tanaman (POPT) Kota Solok serta seluruh Penyuluh Pertanian di Kota Solok.
Secara umum, produksi padi di Sumatera Barat pada tahun 2020 mengalami kemerosotan. Ada beberapa hal yang menyebabkan penurunan produksi padi ini terjadi seperti adanya alih fungsi lahan dan alih komoditi di beberapa daerah di Sumatera Barat. Seperti alih fungsi lahan sawah menjadi bangunan dan lahan sawah yang ditukar komoditinya dengan komoditi lain.
Hal ini tidak berlaku di Kota Solok, Kota Solok menjadi salah satu daerah di Sumatera Barat yang menyumbang kenaikan angka produksi padi pada tahun 2020. Menurut data BPS Kota Solok, terjadi kenaikan angka produktivitas padi di Kota Solok dari 57,57 Kuintal/GKG di Tahun 2019 menjadi 60,55 Kuintal/GKG di Tahun 2020. Seiring dengan produktivitas, produksi padi Kota Solok juga meningkat dari 13.738 ton GKG di Tahun 2019 ke 16.461 ton GKG di Tahun 2020.
Menurut Salman El Farisi dari Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Sumatera Barat menyatakan, Kota Solok tidak mengalami penurunan produksi, malahan produksi padi di Kota Solok mengalami peningkatan. Ada beberapa hal yang menjadi catatan bagi Kota Solok untuk dapat mempertahankan angka produksi ini seperti dengan penerapan teknologi yang telah direkomendasikan oleh BPTP.
Hal itu seperti penggunaan pupuk berimbang, penggunaan benih bersertifikat, tata guna air dan penerapan teknologi tanam jajar legowo. Peran aktif dari penyuluh pertanian pun ikut turut andil dalam peningkatan produksi padi di Kota Solok.
Rina Martin dari Balai Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumatera Barat (BPTPH) juga menyampaikan, serangan hama dan penyakit tidak terlalu mempengaruhi pertanaman padi di Kota Solok.
“Selama tahun 2020 hanya ada laporan serangan hama tikus dan blas yang disampaikan oleh POPT di Kota Solok,”tambahnya.
Dari tahun 2018, BPS Kota Solok tidak lagi memakai data tanam dan panen padi dari SIM TP Dinas Pertanian. KSA (Kerangka Sampel Area) menjadi metode yang dilakukan untuk menentukan luas tanam dan penen serta produksi padi di Kota Solok. Menurut penuturan Kepala BPS Kota Solok, Amperianto, pada KSA Kota Solok terdapat enam segmen pengambilan sampel pertanaman padi, 3 segmen di Kecamatan Lubuk Sikarah dan 3 segmen di Kecamatan Tanjung Harapan.
“Pada tahun 2021, BPS Kota Solok dan Dinas Pertanian Kota Solok akan berkerjasama dalam mempertahankan dan meningkatkan angka produksi padi ini. Kerjasama ini dilakukan dengan cara pengambilan ubinan bersama dan melakukan pengamatan tanaman pada setiap segmen yang telah ditentukan oleh BPS,” tutur Amperianto (MC Solok Kota/Eyv)