:
Oleh MC KAB GARUT, Jumat, 28 Agustus 2020 | 09:20 WIB - Redaktur: Juli - 262
Garut, InfoPublik - Dinas Pendidikan Kabupaten Garut, Jawa Barat menyatakan pihaknya belum bisa mengeluarkan kebijakan untuk belajar tatap muka untuk tingkat PAUD, SD, hingga SMP, mengingat hingga kini temuan kasus konfirmasi positif covid-19 di Kabupaten Garut cenderung naik.
Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Garut, Totong, di Garut, Kamis (27/8/2020). Rencananya Dinas Pendidikan Kabupaten Garut, akan memulai belajar tatap muka mulai September nanti, namun karena untuk tingkat SMA/SMK yang rencananya dimulai 18 Agustus 2020 kemarin, akhirnya urung dilaksanakan.
"Itu karena kasus konfirmasi postif hampir di setiap kabupaten/kota di Jawa barat cenderung naik, apalagi berdasarkan keputusan bersama empat menteri bahwa tahapan masuk sekolah (tatap muka) setelah SMA-SMK masuk, baru diikuti ke jenjang di bawahnya seperti SMP, SD hingga PAUD," ungkap dia.
Prioritas utama pemerintah sebenarnya kata dia, lebih mengutamakan kesehatan dan keselamatan peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, keluarga, dan masyarakat secara umum, serta mempertimbangkan tumbuh kembang peserta didik dan kondisi psikososial dalam upaya pemenuhan layanan pendidikan selama pandemi Covid-19.
Menurut Totong, meski sarana dan prasarana sudah siap, pihaknya tetap memperhatikan situasi dan kondisi saat ini, apalagi pada beberapa wilayah cenderung belum berubah menjadi zona hijau seluruhnya.
Bila terindikasi dalam kondisi tidak aman, apalagi terdapat kasus terkonfirmasi positif Covid-19, atau tingkat risiko daerah berubah menjadi oranye atau merah, satuan pendidikan wajib ditutup kembali. “Meski secara keseluruhan pada beberapa kecamatan risiko rendah, apalagi bila zona hijau mungkin saja dibuka belajar secara tatap muka. Namun bila diamati kelihatannya belum landai,” ujar Totong.
Dia juga menilai, jika tahapan masuk sekolah dibuka, dan sekolah dinyatakan aman, belum tentu di tengah perjalanan antar rumah dan sekolah dijamin aman. Totong bahkan mencontohkan, di luar seperti angkutan umum, atau saat berjalan kaki, berpotensi tertular atau menularkan virus, karena adanya interaksi. “Ketika semakin banyak kerumunan, maka semakin banyak pula yang harus diantisipasi, ini berisiko terjadi klaster baru, dan ini bahaya juga. Jadi, kita mengikuti aturan pusat saja,” ungkap dia.
Totong kembali menegaskan, kesehatan dan keselamatan siswa, guru dan warga sekolah menjadi prioritas utama, sehingga Pemerintah Kabupaten Garut tidak akan melaksanakan belajar tatap muka jika kondisi belum memungkinkan.
Untuk kegiatan belajar mengajar (KBM), pihaknya telah berupaya memperkuat metode pembelajaran jarak jauh (PJJ), blended learning - kombinasi pembelajaran jarak jauh antara daring dan luring.
Pihaknya juga bisa memanfaatkan media elektronik seperti radio, TV, modul, video pembelajaran, guru kunjung (home visit), buku belajar untuk siswa. “Tidak harus selalu daring, bisa juga melalui guru kunjung atau orang tua datang ke sekolah mengambil buku pelajaran. Kami ada 9 radio komunitas untuk belajar jarak jauh termasuk TV. Kita akan buat TV Pendidikan di Kabupaten Garut,” tutup dia.