:
Oleh MC Kab Sumbawa Barat, Jumat, 18 Oktober 2019 | 11:09 WIB - Redaktur: Juli - 1K
Taliwang, InfoPublik - Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Mataiayang Kecamatan Brang Ene, Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB) melakukan panen raya Madu Hutan Mataiyang, Kamis (17/10/2019).
Panen raya ini dihadiri oleh Bupati Sumbawa Barat, H. W Musyafirin, Kepala Dinas DPMDes Sumbawa Barat, Kepala Dinas DPMDes Provinsi Nusa Tenggara Barat, pejabat lingkup pemerintah Sumbawa Barat serta masyarakat Mataiyang.
Kepala Bumdes Mataiyang, Sudirman menjelaskan, beberapa harapan dan rencana ke depannya, untuk membangun dan mengembangkan Madu Hutan asli Mataiyang sehingga dapat dijual sampai pasar Internasional.
Di antara rencana Bumdes dalam waktu dekat ini adalah menyerap semua madu dari petani, agar madu yang dijual keluar dari satu pintu saja. Selain itu untuk meningkatkan kapasitas dan kualitasnya, Bumdes akan segera membuat kemasan yang lebih baik untuk Madu Mataiyang agar tidak mudah dimanipulasi oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
"Madu ini adalah produk unggulan dan potensi besar yang dimiliki desa. Untuk menjamin keasliannya saat membeli dari petani kami melakukan treatment. Mereka harus membawa pulang sarang madunya dan proses penirisannya dilakukan di rumah produksi yang saat ini dilakukan di salah satu rumah warga," kata Sudirman.
Dia menjelaskan, potensi besar madu hutan Mataiyang ini sangat besar. Tahun 2015 lalu hasil madu bahkan mencapai enam Ton lebih. Hasil madu juga sangat dipengaruhi oleh musim dan lingkungan.
"Dalam catatan Bumdes, pada bulan ini saja madu hutan yang dihasilkan mencapai kurang lebih 1 ton. Tetapi di Mataiyang ini madunya musiman, belum tentu bulan depan madunya ada lagi, hal itu dipengaruhi oleh ketersediaan pakan lebah di hutan," ungkap Sudirman.
Untuk membuat hasil madu tetap ada di Mataiyang sepanjang tahun, Bumdes akan melakukan penanaman tumbuhan pakan lebah madu. Semakin banyak pakan yang ada di areal tersebut, maka lebah akan bertahan lebih lama dan lebah madu tidak bermigrasi ke tempat lain.
Hasil madu dari desa Mataiyang, tambah Sudirman, jika tidak terdapat kendala, dan pemanenan berjalan lancar maka akan menyumbangkan Pendapatan Asli Desa (PADes) hingga Rp80 juta per tahun.
Ketua Kelompok tani madu Brangmunte, Manjawadi mengungkapkan bahwa, petani sangat bersyukur dengan hadirnya Bumdes yang menyerap madu dari seluruh petani, hal tersebut akan menentukan kualitas dan jaminan keaslian madu hutan Mataiyang.
"Dengan adanya BUMDES ini, petani tidak akan berani mencampur madu dengan bahan lainnya karena petani harus menjual madu dengan sarangnya, itulah yang akan menjamin keaslian madunya," katanya.
Jika potensi ini benar-benar dapat dikembangkan, kata Manjawadi, maka akan berdampak kepada peningkatan ekonomi lokal masyarakat Desa Mataiyang.
Pihaknya juga berharap, pemerintah dapat memberikan bantuan alat panen madu kepada para petani, agar proses pengambilan madu dapat dilakukan dengan mudah tanpa menebang pohon atau melakukan pengasapan yang berdampak buruk pada lingkungan.
"Kami harap pemerintah memberikan bantuan pakaian pelindung untuk memanen madu seperti topi bertudung, sepatu dan pakaian tahan terhadap sengatan lebah," kata Manjawadi.
(MC Sumbawa Barat/feryal/tifa/Rangga)