:
Oleh MC KAB GARUT, Kamis, 3 Oktober 2019 | 12:01 WIB - Redaktur: Noor Yanto - 362
Garut, InfoPublik - Dalam menghadapi musim penghujan yang diperkirakan akan mulai turun pada akhir Oktober 2019, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut saat ini tengah memitigasi sejumlah daerah di wilayah Selatan Garut.
Setiap hujan turun dengan intensitas rendah apalagi tinggi, kejadian longsor hampir selalu terjadi di sejumlah titik di Garut Selatan. Kejadian (bencana) itu dipicu oleh beberapa faktor, mulai dari alam hingga dampak dari ulah manusia yang melakukan pembalakan hutan.
Demikian dikatakan Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Garut, Tubagus Agus Sofyan, saat ditemui diruang kerjannya, Rabu (2/10/2019). Ditambahkan Tubagus, beberapa daerah di wilayah selatan tidak sedikit yang beralih fungsi. Dari yang seharusnya ditanam pohon tegakan atau daerah resapan air, menjadi wilayah perkebunan hingga ladang dan pesawahan.
"Sehingga tentunya ini menjadi persoalan dan bisa memicu terjadinya bencana ketika musim hujan tiba," ucapnya.
Tubagus menuturkan, langkah mitigasi sendiri dilakukan untuk meminimalisasi dampak akibat bencana hingga langkah tepat yang harus dilakukan ketika terjadi bencana. Selain itu, pihaknya juga memberikan pemahaman kepada warga dari sejumlah ancaman bencana selama musim hujan.
"Di wilayah selatan ini masih banyak perkampungan yang posisinya berada di daerah rawan bencana. Kita masuk juga kesana untuk memberikan pengetahuan dan langkah apa yang harus dilakukan. Minimalnya warga ini bisa memperkirakan kapan bencana akan datang dilihat dari curah hujannya," katanya.
Tubagus mengungkapkan, berkaca dari peristiwa yang terjadi di tahun 2018 lalu, pihaknya melakukan mitigasi di daerah atau lokasi-lokasi yang memiliki potensi tinggi terjadi bencana, meski sebenarnya hampir semua wilayah di selatan Garut ini nerupakan daerah rawan bencana.
"Meski penguatan kita di wilayah selatan Garut, namun di utara dan perkotaan juga kita lakukan langkah serupa. Karena di 2016 saja banjir bandang yang banyak memakan korban terjadi di wilayah perkotaan," ucapnya.
Dengan tingginya potensi ancaman bencana, Tubagus pun mengimbau kepada aparatur kecamatan dan desa serta masyarakat yang tinggal di daerah yang dinilai rawan tersebut untuk selalu memperhatikan peringatan yang dikeluarkan oleh aparat yang berwenang dan harus meningkatkan kesiapsiagaan.
Tubagus memastikan, jika ada perkembangan lebih lanjut, maka pihaknya akan langsung menginformasikan kepada aparat di kecamatan dan desa. Sehingga bisa melakukan antisipasi nyata saat munculnya ancaman guna meminimalisasi jatuhnya korban. Tubagus juga mengimbau masyarakat untuk tidak terpengaruh dengan informasi yang datangnya bukan dari aparat yang tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya, kemudian malah menimbulkan potensi yang merugikan.
"Jika kemudian dari aparat terkait mengeluarkan peringatan, maka peringatan tersebut dipastikan bersamaan dengan langkah-langkah yang harus dilakukan, apakah evakuasi, atau seperti apa nantinya," tandasnya.(Humas Diskominfo Garut)