Hutan Mangrove di Pessel Harus Diselamatkan

:


Oleh MC KAB PESISIR SELATAN, Selasa, 16 Juli 2019 | 10:34 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 336


Painan, InfoPublik - Ancaman masih berlangsung di hutan bakau di seluruh Indonesia termasuk di Kabupaten Pessel karena peralihan fungsi hutan bakau oleh berbagai pihak seperti reklamasi, sentra perikanan budidaya, bahkan kayu untuk bahan bakar bagi masyarakat pesisir semua eksplorasi itu yang tidak tepat akan membuat ekosistem mangrove gagal. 

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Pessel Jumsu Trisno pada Penanaman mangrove dalam rangka memperingati hari Komma Fp - UA yang ke 43 i Sei Pinang Senin (15/7/2019 )kemarin. Mengungkapkan kawasan hutan bakau adalah salah satu ekosistem yang paling produktif, tetapi juga paling terancam 

Mengatakan, seperti terumbu karang ( terumbu karang ), hutan bakau berperan sebagai Daerah Perlindungan Dan Perkembangan Bagi biota laut Yang Sangat Beragam, seperti ikan, kepiting, udang, moluska. Mangrove juga menjadi habitat favorit kawanan monyet, burung, dan reptil.

 Hutan bakau  memegang peranan penting bagi dunia, dari total 15,2 juta hektare hutan bakau dunia yang tersebar di 124 negara tropis dan sub tropis, karena 21 persen di tempat bergantung tergantung di Indonesia. 

"Terkait hutan mangrove Indonesia sangat layak untuk dikelola sebagai kawasan lindung, termasuk dengan menggunakan persetujuan ekosistem esensial," ujarnya 

Menambahkan, kerusakan hutan mangrove yang mencapai lebih dari 50 persen di dunia, sebagian besar terjadi di Indonesia. Hal itu, persetujuan tentang pengelolaan mangrove yang sepenuhnya disetujui harus dilakukan untuk menjamin kelestarian di masa mendatang.

“Untuk itulah pengelolaan mangrove sepenuhnya dapat dilakukan sendiri, didukung harus menjalin kerja sama yang solid antar lembaga penelitian, lembaga swadaya masyarakat, akademisi untuk penelitian dan data, serta swasta untuk bisa menyelamatkan hutan mangrove khususnya di Pessel,"tuturnya 

Mengatakan, sosialisasi tentang tanaman mengrove dan ekosistem harus ditingkatkan untuk setiap generasi yang ada. Hal itu, sebagai bentuk edukasi dalam pengelolaan mangrove yang lebih efektif dan sekaligus menjadi bagian dari implementasi strategi mitigasi dan adaptasi untuk mengatasi perubahan iklim.(MC.pesisir Selatan/Eyv)