DKK Gandeng IDI Balikpapan Tangani Stunting

:


Oleh MC KOTA BALIKPAPAN, Jumat, 5 Juli 2019 | 08:30 WIB - Redaktur: Kusnadi - 469


Balikpapan, InfoPublik –  Demi menekan angka stunting di Kota Balikpapan, Dinas Kesehatan Kota (DKK) Balikpapan melibatkan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Balikpapan menjadi orang tua asuh.  Tercatat, akhir bulan Juni 2019, sebanyak 111 anak akan ditangani langsung oleh para dokter.

"Para dokter tidak bermaksud mengambil fungsi ahli orang tua. Kami hanya membantu perawatan gizi, dan pemberian makanan tambahan (PMT) dari Kementerian Kesehatan,” ungkap Kepala DKK Balikpapan  dr. Andi Sri Juliarti pada Kamis (4/7).

Dr. Andi Sri Juliarti menjelaskan, pemerintah akan membantu dalam asupan  gizi dan pengawasan. Menurutnya, ada sebuah kasus dimana asupan makanan sudah baik tapi berat badan anak belum naik. "Ternyata ada penyakit lain. Sehingga ketika memiliki orang tua asuh dokter bisa cepat ditangani penyakitnya," tandasnya.

Ia juga menerangkan agar orangtua harus lebih waspada ketika anak mengalami batuk pilek terus menerus, atau penyakit lainnya. Sebab hal ini juga menyebabkan anak tersebut mengalami stunting. 

Upaya lain yang dilakukan DKK Balikpapan adalah mengusulkan pemberian penambah darah kepada para remaja putri.  Hal tersebut untuk mencegah anemia. “Anemia yang berkelanjutan dan menjadi kronis diketahui bisa berakibat stunting pada saat mereka memiliki keturunan,” ujarnya. 

Terkait data stunting, Kepala DKK menyebutkan sampai pertengahan tahun ini tercatat 1.889 anak yang tumbuh tidak sesuai dengan umurnya. Bahkan di Balikpapan, stunting banyak dialami anak-anak mulai usia 0-59 bulan. 

Ada 12.389 bayi berusia 0-23 bulan. Dari jumlah itu sebanyak 714 bayi dinyatakan stunting. Penderita stunting terbanyak berusia 24-59 bulan dengan jumlah yakni 1.175 bayi. Sedangkan pada bayi usia 24-59 bulan berjumlah 21.729 dengan penderita stunting sebanyak 1.175 anak. “Jadi total anak berusia 0-59 bulan sebanyak 34.127 orang, dan total anak yang mengalami stunting 1.889 anak.  Kalau dilihat angkanya memang besar, tetapi jumlah itu mengalami penurunan dibandingkan tahun lalu” jelas  Andi Sri Juliarti.

DKK juga masih memiliki catatan penderita stunting pada 2011 lalu. Pada tahun itu anak usia sekolah yang terpapar stunting mencapai 3.000 orang.

Diketahui, pemerintah pusat memiliki baseline data 2017 angka stunting secara nasional mencapai 37 persen, dan pada 2018 ini sudah turun menjadi 30 persen.

Dengan pola integrasi konvergensi bisa menurunkan angka stunting lebih cepat lagi. Angka progresif minimal lima tahun kedepan bisa didapatkan. (mcBalikpapan / mt)