Dinkes Semarang Siap Hadapi Industri 4.0

:


Oleh MC KOTA SEMARANG, Selasa, 30 April 2019 | 08:19 WIB - Redaktur: Kusnadi - 311


Semarang, InfoPublik - Wali kota Semarang, Hendrar Prihadi optimistis untuk dapat terus meningkatkan pelayanan kesehatan di Kota Semarang menjadi semakin baik. Salah satunya dengan mengadopsi tren revolusi Industri 4.0.

Komitmen tersebut, ditunjukkan dengan menginisiasi berbagai inovasi pelayanan kesehatan, melalui Dinas Kesehatan Kota Semarang. 

“Upaya pengembangan pelayanan kesehatan di Kota Semarang yang dikerjakan, kesemuanya memiliki tujuang untuk memudahkan masyarakat. Perkembangan revolusi industri 4.0 di bidang kesehatan akan memudahkan pelayanan, baik melalui pemutakhiran hardware, perancangan software untuk dapat lebih sederhana digunakan, atau juga dengan membangun sistem kontrol pelayanan,” ujar pria yang juga akrab disapa Hendi ini dalam Rapat Kerja Kesehatan Kota Semarang di Hotel Pesonna Semarang, Senin (29/4/2019).

“Dan semua upaya itu harus berdampak pada dua sisi, memudahkan kinerja para ASN, juga memudahkan masyarakat mengakses pelayanan,” sambungnya.

Meskipun dia mendorong agar selalu ada inovasi yang baru dalam pelayanan kesehatan, bukan berarti menjadi 'kejar setoran'. Sebab,  Hendi mengingatkan jika kesiapan sumber daya manusia baik di dalam Pemerintah Kota Semarang maupun masyarakat sebagai pengguna layanan kesehatan, harus selalu menjadi pertimbangan terbesar.

“Maka sebelum melangkah terlalu jauh, pastikan aplikasi-aplikasi yang ada di Dinas Kesehatan hari ini, seberapa jauh dikenal masyarakat, pemakainya di kota semarang seberapa banyak. Itu harus menjadi evaluasi,” katanya.

Saat ini, lanjutnya, Dinas Kesehatan Kota Semarang telah memiliki sejumlah sistem serta aplikasi yang memudahkan warga untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Berbagai inovasi terus dilakukan Dinas Kesehatan Kota Semarang antara lain Pustaka (Puskesmas Tanpa Antrian Kota Semarang), Konter (Konsultasi Dokter), Ambulance Hebat, dan UHC (Universal Health Coverage).

Hendi pun mengungkapkan, jika kemajuan pelayanan kesehatan di Kota Semarang tersebut tidak terlepas dari komitmen semua stakeholder dalam memperbaiki dan meningkatkan pelayanan kesehatan.

“Jadi rumah sakit swasta, rumah sakit pemerintah, NGO, BPJS, PMI, Kepala Dinasnya semuanya mencoba memberikan yang terbaik. Semuanya berperan bagaimana pelayanan agar berlangsung dengan baik,” paparnya.

Sementara Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, Widoyono optimistis pihaknya akan mampu menghadapi Revolusi Industri 4.0.  Pihaknya telah juga telah menggagas layanan kesehatan seperti mesin ATM,  dimana warga nantinya dapat mengakses rekam medis dan berkonsultasi keluhan penyakit.

“Optimisme tersebut salah satunya karena komitmen pemerintah & walikota dalam menyiapkan anggaran kesehatan. Rasio anggaran kesehatan jika dibandingkan APBD sebesar 6.1%, kemudian ditambah anggaran rumah sakit, sekitar 7%. Jadi total anggaran kesehatan Kota Semarang sebesar 13%, ini jauh melampaui ketentuan UU yang mensyaratkan minimal rasio APBD sebesar 10%,” tandasnya.