:
Oleh MC KAB JEPARA, Selasa, 16 April 2019 | 07:25 WIB - Redaktur: Tobari - 1K
Jepara, InfoPublik - Nama besar Ratu Kalinyamat sebagai pemimpin perempuan di daerah pesisir pantai Jawa bagian utara, sudah sangat melekat di tengah masyarakat Jepara. Putri Raja Demak, Sultan Trenggana ini, tidak hanya sebagai mitos belaka, namun memang benar adanya.
Hal ini diungkapkan Sekda Sholih, dalam Focus Group Discussion (FGD), Menghidupkan Kembali Gagasan Menjadikan Ratu Kalinyamat Sebagai Pahlawan Nasional, pada Senin (15/4), di Jakarta.
Dikatakan Sholih, Ratu Kalinyamat bukan mitos, faktanya Ratu Kalinyamat adalah pemimpin Jepara perempuan. Bekas wilayah kerajaan Ratu Kalinyamat kini menjadi nama desa dan kecamatan.
"Nama Ratu Kalinyamat juga sudah dijadikan nama jalan, dan nama salah satu tempat pertemuan (pendapa alit) milik Pemkab Jepara. “Kedepan ikon dan penamaan tentang Ratu Kalinyamat akan ditambah lagi," ujar Sholih.
Kebenaran adanya sosok Ratu Kalinyamat, sebagai penguasa Jepara, dapat dilihat dari berbagai bukti sejarah yang ada. Misalnya, Masjid peninggalan Ratu Kalinyamat, di Desa Mantingan, Kecamatan Tahunan.
Selain itu, yang diduga sebagai bekas Keraton Kalinyamat, yang ada di Desa Kriyan Kecamatan Kalinyamatan, terdapat bukti reruntuhan. “Makam Ratu Kalinyamat, sendiri masih dapat kita lihat sekarang ini,” kata dia.
Bagi masyarakat Jepara, Ratu Kalinyamat bukan hanya sosok pemimpin perempuan yang memiliki peran besar dalam sejarah peradaban berdirinya Kabupaten Jepara, tetapi juga bagi bangsa Indonesia. Hal tersebut dapat dilihat dari perjuangannya mengusir penjajah yang jejaknya dapat ditelusuri dari beberapa sumber literatur.
“Salah satunya sumber primer berupa literatur dari Portugis dan berdasarkan informasi yang saya dapat, copy buku tersebut sudah kita pegang,” kata dia.
Sholih sangat gembira dan bersyukur, tim pengkaji akademik, telah mendapatkan sumber primer tersebut. Ini tentu sangat penting. Jika selama ini karena keterbatasan sumber bahan pustaka yang ada, menjadikan upaya pewarisan nilai, semangat, cita-cita Ratu Kalinyamat ini mengalami hambatan.
Diharapkan, dengan adanya sumber primer ini akan lebih membuka wawasan masyarakat dengan jelas akan sepak terjang Ratu Kalinyamat yang bukanlah sebuah mitos atau sekadar cerita tutur. Tetapi sumber sejarah yang nyata.
Bagi Pemkab Jepara, dengan disetujuinya pengusulan ini tentu sangatlah penting. Karena bukan hanya gelar pahlawan nasional dari Jepara saja, akan tetapi dengan gelar tersebut tentu memberikan semangat bagi masyarakat Jepara pada khususnya maupun seluruh masyarakat Indonesia pada umumnya untuk mengetahui sekaligus meneladani semangat kepahlawanan dan perjuangan Ratu Kalinyamat.
“Saya berharap, melalui Yayasan Dharma Bhakti Lestari dan keterlibatan banyak pihak, dapat menghasilkan rumusan draf akademik yang lebih berbobot dan faktual sehingga untuk pengusulan yang ke-3 ini, gelar pahlawan nasional dapat diberikan untuk Ratu Kalinyamat,” katanya.(DiskominfoJepara/Dian/Rizal/toeb)