:
Oleh MC PROV BALI, Senin, 1 April 2019 | 09:00 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 4K
Tabanan, InfoPublik - I Made Darmayasa, 46, Seniman lukis asal Banjar Dukuh Pulu, Desa Mambang, Kecamatan Selemadeg Timur, Tabanan ini menghasilkan terobosan baru yakni melukis menggunakan pelepah pisang, bukannya cat. Berbeda dengan karya seni lukis umumnya yang membutuhkan kain canvas, cat, dan kuas, lukisan medium karya Made Darmayasa menggunakan bahan-bahan yang sepenuhnya dari alam dan murah. Bahan pokok yang dibutuhkan bisa dicari di ladang sendiri ataupun kebun tetangga.
Darmayasa mengisahkan proses kreatif hingga bisa seperti sekarang yaitu arah hidupnya berubah sejak mulai menekuni karya seni lukis pelepah pisang tahun 2009. Awalnya, saat itu dia mengikuti pendidikan dan latihan (Diklat) yang diadakan Bali Diklat Indinesia di Aula Kantor Desa Mambang. Saat itu, ada materi pelatihan pembuatan ‘kertas pisang’.
Hasil lukisan pertama yang dibuat Darmayasa adalah berupa pemandangan alam sawah. “Jika dilihat dari kejauhan, seperti asli dengan dasar warna keemasan,” kenang Darmayasa. Corak lukisan dengan berbagai tema, ada tema orang, suasana di pasar, pemandangn laut, pemandangan gunung, dan sebagainya.
I Made Darma Yasa mengakui membuat lukisan itu gampang. Bahkan tidak perlu membuat sketsa atau pola sebelum menyusun pelepah tersebut. Untuk menjadi sebuah gambar, semuanya ditempelkan begitu saja, seolah tak takut salah posisi. Padahal, jika pelepah pisang sudah menempel pada papan, tidak dapat dilepas kembali dan ditata ulang.
Namun tantangan terbesar menjadi seorang pengrajin lukisan adalah bagaimana menghidupkan lukisan dengan nuansa dominan coklat ini. Warna dasar pelepah pisang hanya coklat, padahal objek yang digambarkan sangatlah bermacam–macam.
"Dengan modal bahan hanya Rp 50.000 saja, sudah bisa membuat lukisan ukuran besar 110 cm x 90 cm," terang Darmayasa. Sedangkan harga lukisan terendah ukuran 30 cm x 30 cm adalah Rp 150.000. "Saya tidak bisa mematok harga dari ukuran, saya patok harga dari tingkat kerumitan," jelas pelukis berusia 46 tahun ini. Maka, didapatkan omzet yang lumayan dari penjualan lukisan pelepah pisang yaitu sebanyak 5 juta per bulan.
Hambatan yang dialami yaitu pemasarannya yang sulit, dan terkendala bahan yang susah didapat di musim hujan karena bahan baku banyak yang busuk. Darmayasa sendiri sudah pernah ikut pameran lukisan di Taman Budaya Art Center Denpasar dan pameran di Tabanan. Selain itu, penjualan lukisan pelepah pisang dilakukan dengan menitipkan produk di Art shop-Art shop serta menyediakan juga order by request bagi konsumen yang akan memesan.
I Made Darma Yasa mengatakan harapannya untuk pemerintah yaitu mohon bantuan dalam pemasaran lukisan dan mohon diadakan pembinaan bagi pengrajin-pengrajin di Tabanan khususnya bagi pengrajin lukisan pelepah pisang seperti dirinya. (IP.ProvBali/eyv)