:
Oleh MC KOTA BALIKPAPAN, Jumat, 1 Maret 2019 | 11:17 WIB - Redaktur: Kusnadi - 805
Balikpapan, InfoPublik - Dinas Pangan Pertanian dan Perikanan Kota Balikpapan menargetkan luas tanaman padi di Balikpapan bertambah. Dari sebelumnya 80 hektar, menjadi 100 hektar. Perluasan lahan tanaman padi ini dilakukan untuk mengakomodasi potensi tanaman padi yang cukup tinggi. Akan tetapi, untuk mencapai target tersebut, pemerintah menghadapi tantangan cukup besar.
“Lahan di Balikpapan cukup potensial untuk tanaman padi, hanya saja terkendala pengadaan air untuk tanam,” kata Kepala Bidang Pangan, Dinas Pangan Pertanian dan Perikanan Balikpapan, Heria Prisni, baru-baru ini.
Belakangan, tak hanya susah sumber air untuk mengaliri lahan tanam padi, minat masyarakat untuk menanam padi juga merosot.
Kawasan yang potensial menurut Heria ada di Balikpapan Utara yang mencapai 25 hektar. Tetapi yang bisa ditanami hanya 9 hektar yang berada di Kelurahan Karang Joang. Area tanam padi ada di kelurahan Teritip, Balikpapan Timur.
“Tanaman yang dihasilkan adalah padi sawah dengan masa tanam 3 bulan. Serta padi gunung dengan masa tanam 6-7 bulan,” ungkap Heria Prisni.
Merujuk data Dinas Pangan, Pertanian dan Perikanan Kota Balikpapan hasil produksi tanam padi kota Balikpapan hanya mampu memenuhi kebutuhan sebesar 0,05 persen dari kebutuhan beras. Untuk diketahui kebutuhan beras di kota ini sebanyak 84 Kilogram/perkapita/ pertahun.
Dalam memenuhi kebutuhan bahan pokok ini, Balikpapan mengandalkan pasokan dari luar daerah sebanyak 61.152 ton per tahun. Pada tahun lalu, Balikpapan telah merealisasikan luas tanam 62 hektar atau 70 persen dengan jumlah produksi 368 ton.
Dalam satu hektare, Balikpapan mampu menghasilkan 6 ton gabah. Artinya, jumlah ini lebih baik dari rata-rata produksi sebelumnya di angka 4 ton perhektare.
Untuk mewujudkan luas tanam 100 hektare, pemerintah akan memperbaiki saluran irigasi air, mengantisipasi serangan hama, dan meningkatkan minat petani menanam padi. Banyak petani padi yang beralih ke tanam holtikultura seperti sayur dan buah-buahan karena tidak membutuhkan air dalam jumlah banyak. (Diskominfo/editor:mgm)