:
Oleh MC KAB MERANTI, Rabu, 26 Desember 2018 | 10:59 WIB - Redaktur: Juli - 3K
SelatPanjang, InfoPublik - Masyarakat di Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau telah lama mengembangkan sagu menjadi aneka panganan. Mulai dari makanan berat pengganti nasi, kue, hingga minuman.
Untuk bisa digunakan sebagai bahan dasar panganan, sagu dari pohonnya harus dioleh terlebih dahulu menjadi pati sagu. Rupanya ada proses yang panjang untuk mendapatkan pati sagu ini.
1. Pemilihan pohon layak tebang
Proses pengolahan si pohon emas ini dimulai dengan pemilihan pohon yang layak ditebang berdasarkan ukuran dan usia. Biasanya sagu akan mulai dipanen saat berusia 8 hingga 10 tahun dengan rata-rata tinggi 10 sampai 11 meter.
2. Pembersihan dan Pemotongan
Setelah ditebang, batang sagu dibersihkan dari pelepah daun maupun duri-durinya. Setelah itu dipotong-dipotong dengan ukuran lebih kurang satu meter. Potongan ini biasanya disebut dengan istilah "tual" oleh masyarakat setempat.
3. Menggolek
Tual-tual sagu ini kemudian dilubangi bagian atas dan bawahnya dengan batangan besi yang telah dirancang sedemikian rupa, khusus untuk mendorong tual sagu keluar dari kebun. Alat untuk mendorong tual ini disebut "penggolek" dan proses mengeluarkan tual sagu ini dikenal dengan sebutan "menggolek".
Pelepah-pelepah sagu ini tampak disusun melintang di dalam kebun dan berfungsi sebagai jalan untuk tual-tual keluar dari kebun. Perlu keahlian khusus untuk menggolek tual ini, karena tidak mudah untuk membawa potongan sagu ini keluar apalagi dua hingga empat tual sekaligus.
Setelah terkumpul, biasanya tual-tual ini akan dimasukkan ke dalam sungai ataupun kanal-kanal yang sengaja digali untuk menghanyutkan tual menuju sungai ataupun laut. Baru kemudian dilakukan proses perakitan menggunakan tali tambang. Masing-masing tual akan disatukan dalam simpulan tali, baru kemudian ditarik dengan kapal menuju pabrik ataupun bangsal.
4. Mengupas dan Memarut Tual
Tual-tual sagu ini kemudian dikupas kulitnya menggunakan sebilah kapak, dan setelah itu dipotong kembali menjadi empat hingga lima bagian sebelum dimasukkan ke dalam mesin parut.
5. Pencucian Sagu
Serbuk hasil parutan tadi langsung ditampung di dalam sebuah bak yang biasanya terbuat dari beton. Bak ini dilengkapi dengan sebuah kipas untuk memutar air yang dimasukkan untuk mencuci sagu.
Setelah mencapai batas isi tertentu, air yang telah bercampur dengan pati sagu tadi keluar melalui sebuah pipa yang telah diberikan saringan terlebih dahulu.
6. Pembekuan
Air yang keluar dari pipa tadi sudah merupakan sagu yang cair, kemudian ditampung di dalam sebuah bak atau sering disebut dengan ube oleh masyarakat setempat. Setelah lebih kurang dua minggu, air di dalam ube tadi akan membeku dan menjadi sagu basah.
7. Pengeringan
Sagu basah itu kemudian dikeringkan supaya menjadi tepung sagu. Proses pengeringan itu dapat dilakukan dengan menggunakan oven atau dijemur di bawah terik matahari.
Iwin Hs, salah satu petani sagu di Meranti, mengatakan, proses pengolahan sagu itu dapat memakan waktu hingga dua minggu lamanya. Di bangsalnya di Hulu Kabung, Desa Lukun Kecamatan Tebingtinggi, Iwin melakukan pengolahan sagu hanya sampai menjadi sagu basah.
"Sagu basah itu saya antar ke tauke-tauke di Selatpanjang. Tauke itu yang akan mengeringkan," ujarnya, Selasa (25/12)
Dalam dua minggu itu, Iwin biasa menghasilkan hingga 10 ton sagu basah. Satu kilogram sagu basah biasa ia jual dengan harga Rp3000.
Di tangan para tauke, sagu basah itu dikeringkan lalu dijual dalam bentuk tepung sagu. Harga tepung sagu sendiri berkisar Rp6000 hingga Rp8000 per kilogram. Tepung sagu ini yang kemudian diolah menjadi aneka panganan.
Sedikitnya ada 16 macam panganan yang bisa dibuat dari bahan sagu. Sagu memang banyak diminati karena dari sagu tidak mengandung banyak gula, seperti halnya nasi. Ini baik bagi kesehatan, terutama bagi penderita diabetes.
Berikut nama-nama panganan olahan sagu yang berhasil masyarakat kembangkan.
1 Cendol sagu
2 Kue Timbul
3 Ongol-ongol
4 Kue Bawang
5 Brownis sagu
6 Sagun-sagun atau Sagu Lemak
7 Kerupuk sagu
8. Mie sagu
9. Lempeng
10 Gobak
11 Sempolet
12 Kepughun
13 Sagu rendang
14 Gumpal
15 Melukut
16 Bedegub