:
Oleh MC KOTA SEMARANG, Rabu, 19 Desember 2018 | 08:20 WIB - Redaktur: Tobari - 615
Semarang, InfoPublik - Setelah Kandri, Nongko Sawit, dan Wonolopo dikukuhkan sebagai desa wisata, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi berupaya menambah satu lagi desa wisata baru, yaitu Desa Wisata Wates yang terletak di Kecamatan Ngaliyan.
Salah satu yang menjadi alasan Hendi sapaan akrab wali kota untuk mengupayakan Wates menjadi desa wisata karena Kelurahan Wates memiliki potensi agro eduwisata di mana tanaman kelengkeng dan jambu kristal kualitas unggul tumbuh subur di Kelurahan ini.
Hal itu disampaikan wali kota Hendi saat mengikuti kegiatan jalan sehat bersama warga Wates, Selasa (18/12) pagi. Menurutnya dengan menjadi Desa Wisata banyak sekali kemudahan dan manfaat yang didapat.
“Di desa wisata yang sudah disahkan melalui Surat Keputusan Walikota, Pemerintah Kota Semarang dapat cukup banyak mengucurkan APBD dan menyelenggarakan kegiatan untuk membangun Desa Wisata tersebut, sehingga desa mulai berkembang,” jelasnya.
Hendi pun mencontohkan Desa Wisata Kandri. Dalam dialognya dengan warga masyarakat, Hendi menceritakan bagaimana Kandri yang dulunya adalah merupakan desa tertinggal tetapi sekarang bisa maju terkenal sampai tingkat Internasional. Untuk itu, Hendi memotivasi warga Wates agar mengembangkan wilayahnya.
Contohnya Desa Wisata Kandri. Dulunya Kandri itu tidak terkenal seperti sekarang. Namun sekarang bisa terkenal sampai ke tingkat Internasional. Tidak ada yang tidak mungkin dalam membangun wilayah. Yang penting niat harus baik, dan saling percaya.
"Masyarakat percaya bahwa Wali kota dan Wakil Wali kota ini saudara Bapak dan Ibu. Saya juga percaya warga Wates ingin wilayahnya berkembang,” tambah Hendi.
Hendi juga berharap Pemerintah Kota dan warga masyarakat bisa saling bekerja sama membangun Desa Wisata Wates. Pemerintah Kota melalui Bappeda, Sekretaris Daerah bersiap mengukuhkan Desa Wisata.
Sedangkan warga masyarakat Wates bersiap menjadi warga desa wisata yang ramah dan melayani wisatawan, serta merawat sarana dan prasarana yang ada. “Tugas Pemerintah Kota memfasilitasi, membuat SK desa wisata, membangun jalan, menyediakan bibit, sedangkan tugas warga adalah merawat daerahnya,” tegas Hendi.
Usai jalan sehat, Wali kota Semarang didampingi Ketua TPP PKK Kota Semarang menyempatkan diri untuk memanen kelengkeng di Kebun Wates atau Kebun UPTD Dinas Pertanian. Kebun dengan luas sekitar 5 ha ini merupakan Kebun Dinas Pertanian Kota Semarang yang pengelolaannya melibatkan warga masyarakat sekitar yang tergabung dalam kelompok tani.
Disampaikan oleh Kepala Dinas Pertanian Kota Semarang Rusdiana, setidaknya tumbuh 324 tanaman kelengkeng, di mana sekitar 200 yang sekarang sedang berbuah. Bahkan sampai dengan bulan Maret masih ada yang berbuah. Selain kelengkeng, tanaman Jambu kristal juga mulai berbuah.
Dengan pengelolaan kebun yang melibatkan kelompok petani, Kebun Wates ini dapat memberikan pendapatan bagi kelompok tani. Sistem yang digunakan yaitu bagi hasil. Pemerintah Kota Semarang yang menyediakan lahan, bibit, pupuk, sedangkan kelompok tani yang menyediakan tenaga untuk merawat tanaman.
Hasilnya dibagi dengan perbandingan 70% untuk petani dan 30% untuk Pemerintah Kota Semarang yang disetorkan ke Kas Daerah.
Kelompok tani yang mengelola kebun berjumlah sekitar 27 petani, dengan satu orang bertugas merawat 12 tanaman kelengkeng dan beberapa jambu kristal. Apabila optimal setiap tanaman kelengkeng bisa berbuah 80 sampai 100 kilogram.
Sementara di lokasi Kebun Wates atau UPTD Dinas Pertanian ini, selain kebun buah juga ada Balai Penyuluh Pertanian (BPP). BPP memberikan penyuluhan cara menanam tanaman kepada masyarakat.
Saat ini sudah ada beberapa sekolah yang sudah ber-wisata edukasi ke UPTD Dinas Pertanian ini. Di sini anak-anak dapat belajar cara bertani,berkebun, sekalian praktek. “Anak-anak bisa berwisata sekaligus mendapat edukasi, yaitu belajar menanam dan mengenal buah-buahan," kata Rusdiana. (MC Semarang/toeb)