Semarang, InfoPublik - Pemerintah Kota Semarang sukses menggelar kompetisi lari marathon Semarang 10K, Minggu (16/12). Kegiatan olahraga berbalut wisata sejarah yang dihelat di kota lumpia tersebut berhasil menarik perhatian banyak pihak, baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
Tercatat dari total 2.000 peserta yang berpartisipasi, 70 persennya berasal dari luar Kota Semarang yang di antaranya berasal dari luar Indonesia, seperti Inggris dan Belanda. Adapun podium juara didominasi oleh pelari asal Kenya yang berhasil menempatkan 5 perwakilannya pada juara 1,2, dan 3 kategori 10K Open Male, serta juara 1 dan 2 ketegori 10K Open Female.
Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi sendiri mengaku senang dengan banyaknya kegiatan internasional yang kerap dihelat pada kota yang dipimpinnya. Dirinya menekankan jika hal tersebut dapat mengangkat nama Kota Semarang yang saat ini sedang fokus membangun sektor kepariwisataan.
Bahkan Wali Kota Semarang yang akrab disapa Hendi itu secara khusus menyebutkan jika penyelenggaraan event sport-tourism seperti Semarang 10K menjadi salah satu cara efektif untuk menarik wisatawan.
"Kita bisa lihat bagaimana event marathon yang diadakan di Indonesia sukses menarik wisatawan, misalnya seperti saat adanya Bali Marathon atau Borobudur Marathon, hotel penuh, jajanan laris, pusat perbelanjaan juga ramai. Ketika Borobudur Marathon sukses, berpikir bagaimana caranya pelari yang ikut di sana bisa ditarik ke Kota Semarang, sehingga muncul lah Semarang 10K ini," ujarnya.
Komisaris PT Pesona Indah Gets (Gets Hotel) Lim Chie An sebagai salah satu pihak pendukung kegiatan menegaskan, Semarang 10K diselenggarakan untuk mendukung pengembangan sektor pariwisata Kota Semarang.
Dia menyebutkan bahwa melalui event Semarang 10K, para peserta diajak mengenal objek-objek wisata menarik di Kota Semarang. “Semarang 10K bukan hanya event lari, tetapi juga mengajak peserta mengenal lokasi yang menarik di Semarang,” pungkas Lim Chie An.
Upaya pengenalan wisata Kota Semarang tersebut terlihat dari rute yang dipilih untuk dilewati para pelari, yaitu Jalan Pemuda-Jalan Pandanaran-Simpang Lima-Jalan MT Haryono-Kawasan Kota Lama, dan kembali ke Jalan Pemuda. Melalui rute tersebut, sejumlah bangunan bersejarah dilewati, antara lain Gereja Gedangan yang dibangun pada 1870 dan Lawang Sewu yang dibangun awal 1900.
Di sisi lain, Harian Kompas sebagai pendukung kegiatan juga melalui wakil pimpinan umumnya, Budiman Tanuredjo menyatakan bahwa pada penyelenggaraan tahun depan jumlah peserta harus dapat ditingkatkan.
"Aspek lokasi akan dipertimbangkan untuk menampung peserta yang lebih banyak dari tahun ini, namun kenyamanan dan keamanan pelari tetap jadi pertimbangan," tuturnya.