Wali Kota Optimis 2021, Kota Semarang 100% ODF

:


Oleh MC KOTA SEMARANG, Selasa, 4 Desember 2018 | 07:39 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 316


Semarang, InfoPublik - Wali kota Semarang, Hendrar Prihadi  tak henti-hentinya meningkatkan pembangunan Kota Semarang. Tak hanya dari segi fisik, kualitas pelayanan masyarakat pun terus digemjotnya.
 
Hal yang paling menonjol dari kepemimpinannya adalah peningkatan layanan kesehatan, pendidikan dan pengentasan kemiskinan. Seperti pada Senin pagi (3/12) ia bersama perwakilan Kementrian Kesehatan menandatangani Deklarasi Open Defecation Free (ODF) tingkat Kota Semarang di Halaman Balaikota Semarang.
 
Hendi, sapaan akrab Wali Kota berharap agar launching ODF ini tidak hanya sekedar seremoni melainkan akan menjadi komitmen bersama. “Jika masyarakat masih membuang air sembarangan akan membuat bakteri beredar. Saat ini penyebaran bakteri E.coli salah satu wabah yang harus diwaspadai. Bahkan negara sebesar Amerika pun sedang terkena wabah E.coli yang dapat menyebabkan diare, disentri, bahkan kolera,” ujarnya.
 
Pihaknya mengakui kasus tersebut cukup banyak di Semarang. “Di tahun 2013 ada seorang warga yang tinggal di perumahan berkelas namun terkena diare ternyata di belakang rumah ada lapangan yang digunakan untuk buang air besar. Dari hal itu membuat kami bersama-sama membuat program pembangunan jamban dengan teknologi sederhana namun hasilnya maksimal,” tambahnya.
 
Saat itu dari 416.000 KK terdapat 30.000 KK yang belum memiliki jamban. Untuk itu pihaknya bersama kepolisian, TNI, dan swasta bersama-sama melakukan program pembangunan jamban bagi masyarakat dengan biaya ringan.
 
“Alhamdulillah saat ini tinggal 4.000 KK yang belum memiliki jamban namun tetap mendapat facilitas MCK di lingkungannya. Ini PR yang harus kita kejar sampai 2021 yang kita targetkan 1.500 KK setiap tahunnya sehingga pada 2021 mendatang Semarang 100% ODF,” ujarnya yakin.
 
Melalui deklarasi ini, sambung Hendi, diharapkan tidak akan ada lagi orang yang buang air di sembarang tempat. Selama ini pihaknya telah melakukan berbagai upaya untuk mengentaskan persoalan sanitasi di Kota Semarang sepesrti membuat WC comunal, MCK, serta program 1 Kepala Keluarga 1 jamban.
 
“Program tersebut terus kami sosialisasikan kepada masyarakat. Sementara bagi 4.000 KK yang belum memiliki jamban dapat menggunakan WC komunal yang ada di lingkungan sekitarnya. Tapi kami tetap akan berupaya agar masyarkat dapat memiliki jamban dengan biaya APBD maupun CSR perusahaan untuk masyarakat kurang mampu,” ujarnya.
 
Ia menambahkan bahwa melalui deklarasi ini tidak hanya menyelesaikan persoalan kesehatan saja, melainkan juga dapat menjadikan Semarang dan Indonesia dapat bersaing dengan negara lain. “Jika kita sehat, kita menjadi bugar, jika bugar kita dapat produktif, jika kita produktif dapat melakukan banyak hal untuk wilayahnya sehingga dapat bersaing dengan wilayah dan negara lain,” urainya.
 
Sementara Direktur Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kementrian Kesehatan dr. Riskiyana Sukandhi Putra, M.Kes menyebutkan bahwa targetnya tercapai 100% masyarakat terfasilitasi kebutuhan MCK nya. 
 
“Melalui ODF ini tidak hanya mencegah penyakit yang diakibatkan diare atau kolera melainkan juga penyakit lain yang berdampak pada stunting akibat pengelolaan kesehatan yang tidak baik. Selain sejumlah upaya yang disampaikan Walikota tadi, kami juga memberikan edukasi kepada warga khususnya yang memiliki rumah kecil terkait bagaimana membangun septiteng yang baik,” jelasnya.(MC.Kota Semarang/Eyv)