:
Oleh MC KOTA SEMARANG, Selasa, 27 November 2018 | 08:34 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 313
Semarang, InfoPublik - Pemerintah Kota Semarang kembali berprestasi. Senin (26/11/2018) Wali kota Semarang Hendrar Prihadi yang diwakili oleh Kepala Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu, Ulfi Imran Basuki menerima penghargaan Pro Investasi Jawa Tengah Tahun 2018 yang diserahkan oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta.
Central Java Investment Business Forum (CJIBF) 2018 merupakan salah satu kegiatan promosi Jawa Tengah yang sangat efektif untuk menawarkan peluang investasi Jawa Tengah secara langsung kepada para penanam modal, baik dalam negeri maupun asing.
Prestasi Walikota Semarang tersebut bukan tanpa alasan. Keberhasilan Hendi, sapaan akrabnya, dalam membangun iklim investasi yang kondusif di Kota Semarang mampu meningkatkan jumlah investasi dari sektor privat secara signifikan. Di tahun 2017, tercatat capaian angka investasi sebesar 20,5 Triliun. Angka ini berbanding terbalik dengan capaian di tahun 2011 yang rata-rata hanya berada di kisaran angka di bawah 1 Triliun, dengan capaian tertinggi sebesar 0,9 Triliun dalam satu tahun.
Meskipun begitu Jumlah penanaman modal dari sektor privat ke Kota Semarang yang meningkat tajam kurun waktu enam tahun terakhir tak lantas membuat Wali Kota Semarang berbangga dan berhenti berinovasi. Upaya menarik perhatian dunia usaha Indonesia maupun asing ikut berinvestasi membangun Kota Semarang justru semakin gencar dilakoninya.
Di tempat terpisah Walikota Semarang Hendi menyebutkan bahwa pihaknya menyebutkan bahwa dengan diterimanya penghargaan ini pihaknya optimis kedepan Kota Semarang akan menjadi kota jujugan investasi di Jawa Tengah dan Indonesia.
Dengan bergerak bersama seluruh stakeholder, Hendi mereformasi birokrasi dan sistem yang ramah investasi melalui e-government yang memungkinkan setiap investor mengurus, memantau setiap tahap perijinan investasi secara online. Sebanyak 148 sistem aplikasi pelayanan online diciptakan dan terintegrasi sehingga memudahkan sistem evaluasi. Pelayanan ini harapannya dapat memberi kemudahan, kecepatan, ketepatan, kenyamanan serta jaminan keamanan bagi investor.
Hendi menjamin sinkronisasi peraturan dan tidak adanya kebijakan yang berbenturan dengan kebijakan di atasnya. Intinya semua kebijakan mengikuti aturan diatasnya dan menjadi upaya memutus mata rantai sehingga perijinan lebih cepat.
Seperti adanya peraturan penghapusan ijin HO, ijin lingkungan serta pengakuan atas tanda tangan digital sehingga semakin mempercepat pengurusan perijinan. Tak hanya disitu, Kota Semarang juga sedang mempersiapkan aplikasi one single submission yang memungkinkan semua perijinan diurus di manapun pemohon berada.
Sebagaimana tercatat dari kegiatan Semarang Bussiness Forum (Sembiz) 2018, penawaran investasi Kota Semarang langsung disambut baik oleh para investor yang menandatangani Letter of Inter (LoI). Tercatat angka 17 triliun dari kurang lebih 22 investor yang hadir dalam Sembiz, 17 Oktober lalu.
Hendi menegaskan bahwa dalam menarik investasi walaupun Kota Semarang hari ini fokus pada sektor perdagangan dan jasa, namun tidak serta merta menghentikan dukungan terhadap sektor industri di Kota Semarang. "Perkembangan industri pasti tetap kita dukung, membuka aksesbilitas sebanyak-banyak serta peningkatan infrastruktur sebaik-baiknya adalah salah satu dukungan yang kami berikan," tuturnya.
CJIBF juga merupakan kegiatan promosi investasi yang dilaksanakan secara rutin setiap tahun oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah melalui Dinas Penanaman Modal dan Pela-yanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP), bekerjasama dengan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) RI, Bank Indonesia dan Pemerintah Kabupaten/Kota, dalam ben-tuk Forum Bisnis dan One-on-One Meeting.
Digelarnya CJIBF bertujuan untuk mempromosikan potensi dan peluang investasi serta kerjasama pengelolaan aset Pemerintah dan Swasta di Jawa Tengah kepada para penanam modal baik dalam negeri maupun asing, mempertemukan secara langsung antara Kepala Daerah (Bupati/Walikota) dengan para penanam modal, memfasilitasi para penanam modal yang berminat untuk berinvestasi ke Jawa Tengah, serta ,emperkenalkan profil daerah secara komprehensif dalam rangka membangun citra Jawa Tengah sebagai daerah tujuan investasi.
Dengan mengangkat tema “Investasi dan Pengembangan Usaha pada Sektor Pariwisata dan Industri di Jawa Tengah” diharapkan investasi di sektor pariwisata dan industri dapat ditingkatkan.
Selain penyerahan penghargaan pro Investasi Jawa Tengah, dalam acara tersebut dilakukan juga penandatanganan Simbolis Letter of Intent (LoI) antara calon investor dengan Kab/Kota dan BUMD dengan nilai rencana investasi sebesar Rp.40.291.000.000.000, talkshow, dialog interaktif, dan one on one meeting.
Hingga saat ini, terdapat 39 proyek yang diminati calon investor dan telah dituangkan ke dalam LoI antara calon investor dengan Kab/Kota dan BUMD, terdiri dari 6 sektor dengan total nilai rencana investasi sebesar Rp.41.789.574.174.602, terdiri dari 24 proyek sektor industri/manufaktur, 6 proyek sektor properti, 4 proyek sektor energi, 2 proyek sektor infrastruktur, 2 proyek sektor pariwisata, dan 1 proyek sektor pertanian. Jumlah proyek yang diminati kami harapkan terus bertambah pada saat One on One Meeting hingga berakhirnya kegiatan.(Mc.Kota Semarang/Eyv)