Wali Kota Semarang Bakal Menutup Lokalisasi SK di 2019

:


Oleh MC KOTA SEMARANG, Jumat, 23 November 2018 | 10:46 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 693


Semarang, InfoPublik - Wali kota Semarang mengungkapkan Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang sudah mempunyai rencana jauh-jauh hari untuk menutup Kompleks Lokalisasi Argorejo yang dikenal dengan nama Lokalisasi Sunan Kuning pada tahun 2019 mendatang.

Alasan kuat pria  yang akrab disapa Hendi ini, lokalisasi yang terletak dekat dengan Bundaran Kali Banteng Kota Semarang ini mempunyai dan menimbulkan banyak persoalan yang sangat kompleks. 

Alasan yang pertama adalah alasan  dasar atau fundamental yaitu mencari  nafkah dengan cara melegalkan  prostitusi.  

"Sunan Kuning banyak sekali  yah. Yang pertama memang dari hal paling fundamental, masak kita harus mencari uang dari  hasil persoalan seperti itu.  Itu sangat fundamental," ungkap Hendi usai membuka acara Kampanye "Hari Anti HIV-Aids" di Taman Budaya Raden Saleh (TBRS) Kota Semarang Kamis (22/11/2018). 

Kemudian alasan yang kuat lainya, menurut Hendi, banyak  terjadi tindakan kriminal di wilayah Lokalisasi SK tersebut. Mulai dari perkelahian  bahkan pembunuhan.  

Termasuk ada tindak pidana traficking serta bahanyanya peluang tersebarnya virus HIV-Aids dilokalisasi yang sudah puluhan tahun. 

"Kemudian pada saat hal-hal itu (praktek prostitusi) itu beroperasi, banyak hal-hal yang kemudian lebih banyak mudharatnya. Pertama, timbul perkelahian, pembunuhan. Kemudian ada traficking atau bahkan peredaran dan penularan virus HIV-Aids. Saya rasa sesuai dengan Kepmen Sosial, kita sepakat tahun depan  di Sunan Kuning harus  di tutup," ujar Hendi.

Apalagi, saat ini Kota Semarang merupakan kota paling tertinggi yang jumlah penduduknya terserang virus HIV-Aids di seluruh Kabupaten/  Kota di Jateng. 

"Kalau Semarang hari ini tertinggi di Jawa Tengah, yang tercatat menderita HIV-Aids itu 1.940 penderita, urutan kedua  ada di Grobogan. Jadi ada dua hal, satu penangan penderita HIV-Aids di Kota Semarang perlu penanganan serius. Yang kedua, keberanian, penderita HIV-Aids mereka memeriksakan dirinya kemudian melaporkan dirinya terkena HIV-Aids memudah penanganan untuk menutup gerak penularan dan peredaran ini karena keterbukaan dari para penderita HIV-Aids,"jelasnya.(MC.Kota Semarang/Eyv)