:
Oleh MC KOTA SEMARANG, Kamis, 27 September 2018 | 07:57 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 327
Semarang, InfoPublik - Pengembangan ekonomi Kerakyatan di Pondok Pesantren menjadi fokus Pemerintah Provinsi Jawa Tengah untuk mendorong pesantren dapat lebih mandiri.
Lebih lagi dapat memberikan manfaat kepada warga di sekitar pondok pesantren. Hal ini ditegaskan Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin saat menjadi pembicara dalam acara seminar membangun ekonomi ummat berbasik sociopreneur pondok pesantren, Rabu (27/9) di Semarang.
Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin menjelaskan pemerintah provinsi jawa tengah di tahun 2018 akan melaksanakan pendataan kepada pondok pesantren di jawa tengah dengan tujuan untuk memberikan pendampingan ditahun anggaran 2019. Pendataan ini dilakukan lantaran setiap pesantren memiliki karakteristik dan potensi yang berbeda-beda.
“Konsep yang diberikan kepada pondok pesantren lebih pada pendampingan dan pengarahan untuk dapat memaksimalkan sumber daya yang ada. Sehingga dengan konsep tersebut pesantren dapat mengembangkan perekonomian baik untuk pondok pesantren itu sendiri sampai dilingkungan masyarakat.
Disisi lain, Pimpinan pondok pesantren Sunan Gunung Jati Ba’alawy (SGJB) Semarang, KH Muhammad Masroni menyambut baik perhatian dari pemerintah tentang konsep perekonomian dipesantren. Apalagi potensi perekonomian di Pondok Pesantren sudah berkembang dengan baik, banyak diantaranya juga memiliki nilai ekonomis yang tinggi/ seperti yang dipamerkan dalam seminar tersebut
” Ekonomi itu ya bagian dari agama sehingga tidak bisa dipisah-pisahkan. Kalau kita lihat potensi seperti di petenernakan, pertanian atau bahkan konstriksi bisa dicari di pondok pesantren. Jangan salah pesantren ini mendukung gerakan nasional sejak dahulu,”ujarnya.
Seperti di pondok pesantren Sunan Gunung Jati Ba’alawy (SGJB) Semarang, menurut Manajer CSR PT Astra Internasional, Anggah Gumelar menjadi satu dari 10 pondok pesantren di Indonesia yang mendapat binaan dari PT Astra Internasional melalui program Kampung Berseri Astra (KBA) Sociopreneur Pesantren. Melalui program ini pihaknya ingin, pesantren tidak hanya menjadi pusat pengembangan umat dalam hal SDMnya saja, melainkan juga di bidang ekonomi.
”Kami ingin mencari bibit di pesantren yang dapat berwirausaha dengan dibarengi bersosial. Karena ternyata mencari yang sosiopreneur itu susah. Entrepreneur yang juga menyentuh masyarkat. Apalagi entrepreneur yang dapat memberikan manfaat kepada masyarakat sekitarnya,” imbuhnya.(MC.Kota Semarang/Eyv)