:
Oleh MC KOTA SEMARANG, Minggu, 23 September 2018 | 11:29 WIB - Redaktur: Taofiq Rauf - 554
Semarang, InfoPublik - Perwakilan Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres), Kamis (20/9/2018) berkunjung ke Kota Semarang untuk berdiskusi dengan pemerintah kota setempat tentang kemajemukan menyikapi maraknya paham radikal dan pandangan intoleransi antar umat beragama.
Rombongan Watimpres disambut Wakil Wali Kota Semaran,g Hevearita Gunaryati Rahayu.
Menurut Anggota pengkajian Wantimpres, Nuruzzaman, saat ini Wantimpres sedang melakukan kajian tentang formulasi syariat islam dalam peraturan daerah. Selain itu juga terkait persoalan bangsa lain seperti maraknya isu radikalisme dan pandangan intoleran yang marak di media sosial.
“Apalagi saat ini jelang pemilihan presiden di tahun 2019 nanti, tentu isu-isu SARA diharapkan tidak ada selama masa kampanye nanti,” katanya.
Disinggung tentang iklim yang selalu kondusif dalam gelaran Pemilukada di Kota Semarang, Nuruzzaman yang juga pakar radikalisme dan teroris ini mengakui jika Kota Semarang dapat menjadi contoh daerah lain bagaimana kemajemukan tidak menimbulkan gesekan.
“Kemajemukan yang ada di Kota Semarang menjadi perhatian dari tim kajian supaya dapat ditiru daerah lain. Apalagi jelang pemilu 2019 nanti potensi gesekan antar partai pendukung akan semakin besar. Tapi saya yakin kalua di kota ini pasti aman, apalagi jika dilihat peran pemerintahnya sangat bagus. Contoh dukungan kepada Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) disitu ada dukungan pendanaan dari pemerintah,” ungkapnya.
Sementara Wakil Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryati Rahayu menambahkan peran pemerintah selalu hadir disetiap lini keberagaman masyarakatnya. Bahkan dalam kegiatan keagamaan atau kebudayaan tertentu semua dapat bersama menyukseskan dan menjaga kelancaran acara tersebut.
“Kami di Semarang banyak terdapat berbagai acara seni budaya dan keagaman yang digelar. Nah bagusnya semua ikut mendukung, ada festival Sampokong, dugderan, sampai acara natalan semua ikut menjaga supaya semua berjalan aman tertib dan lancar,” ujanya.
Lebih lanjut menurut Hevearita, salah satu contoh lain kondusiftivas kota semarang dalam gelaran pilkada yang ada juga tidak pernah terjadi gesekan dimasyarakat. Pelaksanaan dalam beda pandangan politik dimasyarakat pun berjalan dengan baik tanpa ada kerusuhan yang mengancam kondusifitas warga.
“Kami pilkada walikota dan gubernur kemarin juga aman-aman saja, kalau ada beda pendapat wajar. Tapi kan setelah itu ya guyub lagi,” imbuhnya. (MC. Semarang/TR)