:
Oleh MC KOTA SEMARANG, Rabu, 11 Juli 2018 | 08:11 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 353
Semarang, InfoPublik – Produk terakreditasi akan menjadikan hidup lebih aman. Sebab produk yang memperoleh sertifikasi berarti telah memenuhi standar tertentu dan dinyatakan aman untuk digunakan maupun dikonsumsi masyarakat.
“Dari situ konsumen percaya.Akses pasarnya ada dan bisa masuk ritel, bahkan eksport. Karena sekarang via online bahkan memungkinkan pasarnya lebih luas,” ujar Bambang Prasetya, Ketua Komite Akreditasi Nasional (KAN) dalam peringatan hari akreditasi dunia 2018 di Semarang, Selasa (10/7).
Bambang yang juga Kepala Badan Standar Nasional (BSN) menekankan, akreditasi menjadi penting untuk menjamin bahwa pemilik sertifikat bukanlah penguasa dengan produk abal-abal. Namun sudah berdasar standar yang di-review asesor yang dalam bekerja juga sesuai standar.
“Karena bisnis itu kan kepercayaan. Harus ada kepercayaan yang berkelanjutan. Sehingga harus ada sistemnya. Dan yang kita diskusikan adalah memperkuat sistem akreditasi ini,” jelasnya.
Kepala Dinas Perindustrian Kota Semarang Nurjannah mengatakan, sertifikat SNI memberikan pengaruh terutama meningkatkan daya saing produk yang dihasilkan pelaku UKM. Dengan sertifikat ini, produk-produk industri di Indonesia, khususnya Semarang bisa bersaing dengan produk negara lain, karena standar SNI tidak hanya untuk lokalan saja.
“Kami mengucapkan terimakasih kepada BSN dan Disperindag provinsi karena UKM kami difasilitasi mendapatkan sertifikat SNI. Hari ini ada 4 di usaha batik,” ujarnya.
Selain batik, pihaknya juga mengusulkan sejumlah produk makanan untuk diberikan sertifikat SNI, seperti bandeng. Di Semarang sendiri ada banyak industri baik kecil maupun menengah yang memiliki potensi bersaing dengan produk luar. “Ada juga pakaian bayi difasilitasi keluar sertifikatnya. Pakaian bayi memang wajib ber-SNI. Nanti akan ada produk lainnya yang akan kami usulkan,” ujarnya.
Salah seorang pelaku UMKM batik di Semarang, Rujiman Slamet, mengaku merasa lebih bertanggungjawab dalam berproduksi. Jika sebelumnya ia hanya berpikiran bagaimana produknya bisa cepat laku setelah selesai, kini ia juga memikirkan secara mutu dan kualitas.”Kita lebih berhati hati. Kemarin juga ada pelatihan alur batik yang benar,” ujar pemilik pemilik Batik Mutiara Hasta ini.
Ia mengatakan, untuk mengajukan sertifikat SNI tidak lah sulit. Bahkan dirinya merasa seakan dijemput untuk memiliki sertifikat untuk meningkatkan kualitas produknya. “Dengan berbagai audit, kemarin kita dinyatakan layak, nggak sulit,” kata penerap SNI batik ini.
Senada, Marheno Jayanto pemilik Zie Batik mengatakan, dengan SNI keuntungannya meningkat hingga 30 persen. Dalam satu tahun, ia mampu memperoleh keuntungan hingga 500 juta. ”Akses pasar lebih mudah. Kita menunjukkan SNI, customer lebih percaya pada kita,”jelasnya. (MC.Kota Semarang/Eyv)