Wali Kota Semarang Jadi Simbol Reformasi di Daerah

:


Oleh MC KOTA SEMARANG, Kamis, 31 Mei 2018 | 11:21 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 415


Semarang, InfoPublikWali kota Semarang, Hendrar Prihadi secara khusus diundang oleh Transparency International untuk berbicara terkait kesuksesannya melakukan reformasi di wilayah Kota Semarang, termasuk dalam menghapus praktik-praktik korupsi yang dulu terjadi, Rabu (30/5)  di JS Luwansa Hotel, Kuningan, Jakarta.

Wali Kota Semarang yang akrab disapa Hendi tersebut hadir sebagai narasumber dalam kegiatan "Ngobrol Bareng Wali kota, Melawan Korupsi di Daerah", yang diselenggarakan oleh Transparency Internasional dalam rangka memperingati 20 tahun reformasi Indonesia.

Transparency International sendiri merupakan sebuah organisasi nirlaba internasional berbasis di Jerman yang didirikan untuk memerangi korupsi di berbagai daerah termasuk di Indonesia.

Apalagi baru saja Walikota Hendrar Prihadi memperoleh predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atas laporan keuangan tahun anggaran 2017 dari BPK Perwakilan Provinsi Jawa Tengah, menjadikan setiap orang/ instansi ingin tahu rahasia yang dilakukan Wali kota Semarang ini.

“Korupsi harus diberantas habis sampai ke akar-akarnya. Memang awalnya sulit tapi bisa dimulai dari diri kita sendiri melakukan hal-hal yang positif” ungkapnya.

Sekjen Transparansi Internasional (TI), Dadang Tri Sasongko menuturkan diundangnya Wali Kota Hendi menjadi sebuah catatan bahwa reformasi tak hanya penting di Jakarta saja, merupakan juga di daerah seperti Kota Semarang.

"Dalam kegiatan justru diskusinya adalah terkait tantangan apakah reformasi yang sudah berhasil dilakukan ini dapat juga dilanjutkan oleh walikota selanjutnya ? Ini penting didiskusikan, walaupun Kedengerannya agak sulit", ungkap Dadang.

"Wali kota seperti ini adalah standart baru dalam pemerintahan di Indonesia", tambahnya.

Pada kesempatan yang sama, direktur Katadata.co.id, Metta Dharmasaputra menegaskan jika konsep pembangunan yang dijalankan di Kota Semarang saat ini adalah sangat real dan berimplikasi pada kesejahteraan rakyat.

"Tidak mudah menyelaraskan apa yang berjalan di pusat dengan apa yang berjalan di daerah", tutur Metta.

"Daerah yang kaya sering tidak sebanding dengan kesejahteraan rakyatnya, maka itu dibutuhkan pemimpin daerah seperti ini yang mau langsung terjun untuk memastikan perubahan atas kondisi tersebut,"ujarnya.

Sejumlah pencapaian yang dianggap merepresentasikan perubahan di Kota Semarang antara lain misalnya meningkatkan nilai Indeks Pembangunan Manusia (IPM) menjadi 82,01 di tahun 2017,telah melampaui kota-kota besar lainnya seperti Bandung dam Surabaya. Selain itu nilai investasi Kota Semarang juga meningkat drastis, dari yang semula hanya senilai 0,9 Triliyun di tahun 2011 menjadi 20,5 triliyun di tahun 2017.(MC.Kota Semarang/Eyv)