:
Oleh MC Prov. Sulteng, Kamis, 31 Mei 2018 | 11:11 WIB - Redaktur: Kusnadi - 650
Banggai, InfoPublik - Semua anak usia produktif dalam pandangan Gubernur Drs. H. Longki Djanggola, M.Si, sudah dijamin negara berhak mengenyam pendidikan.
Hal ini dikatakan saat acara peletakan batu pertama Sekolah Alam Luar Biasa Mian Nu Lipuknyo bagi komunitas adat terpencil dan anak-anak penyandang disabilitas di dataran bintang, Desa Molino, Kecamatan Luwuk Timur, Kabupaten Banggai, Selasa(29/5).
Kehadiran sekolah oleh gubernur dipandang penting untuk mencegah naiknya angka anak putus sekolah sehingga dapat berimbas pula meningkatkan angka IPM Sulteng.
"Rata-rata lama anak bersekolah (di Sulteng) baru sampai 8 dan 11 tahun padahal yang bagus 14 tahun," ungkapnya tentang anak putus sekolah di Sulteng.
Oleh karenanya, Gubernur mengapresiasi inovasi sekolah alam luar biasa seraya mengharap bisa diterima luas oleh masyarakat dan jadi percontohan bagi daerah lainnya.
"Saya acungi jempol dan mudah-mudahan bermanfaat bagi masyarakat di sekitar sini dan secara khusus bagi anak-anak usia sekolah," pungkasnya.
Ihwal pembangunan sekolah alam, menurut Kabid PK-PLK (Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus) Dr. Minarni Nongtji selaku inovator, muncul dari kondisi anak-anak suku adat terpencil Wana yang hidup terisolir dan belum mengenyam pendidikan saat dikunjunginya 2017 silam.
Gayung bersambut, ide mendirikan sekolah alam yang dicetuskannya mendapat restu pihak kementerian dan pemda sehingga berhasil direalisasi.
Ia turut membeberkan sejak 2012, dari 26 SLB yang akan dibangun di Sulteng sudah berhasil terbangun 9 SLB dan Gubernur sambungnya selalu bersedia hadir baik untuk meresmikan maupun meletakan batu pertamanya.
"Bukan hanya jangka pendek dan menengah tapi buat jangka panjang," harapnya terkait pemanfaatan sekolah alam Mian Nu Lipuknyo.
Bupati Banggai Herwin Yatim yang turut hadir di acara juga mengapresiasi pembangunan sekolah sebagai upaya menurunkan jumlah anak putus sekolah yang selama ini jadi problem penyebab IPM Banggai masih lebih rendah dari Poso.
"Insya Allah pembangunan ini akan memberi nilai plus dalam hal pemanfaatan tata ruang wilayah dan mendukung visi misi kami," singkatnya.
Selain membangun gedung sekolah, di lokasi yang sama dengan luas 7 hektar akan ditanami buah-buahan sebanyak 2 hektar, kelapa 3 hektar dan sisanya untuk masjid, asrama, peternakan dan instalasi biogas.
Penyertaan sejumlah fasilitas bertujuan supaya warga sekolah dapat menghidupi diri dan operasional sekolah secara mandiri.
Juga hadir di acara peletakan batu pertama, Wabup Banggai Mustar Labolo, Forkopimda Banggai, Kadis Dikbud Irwan Lahace dan masyarakat.
Di tempat yang sama, gubernur menyerahkan bantuan paket sembako bagi lansia dan tas ramah lingkungan pengganti plastik ke warga Molino.(MC Prov Sulteng/Kus)