:
Oleh MC Prov. Sulteng, Rabu, 11 April 2018 | 08:27 WIB - Redaktur: Kusnadi - 1K
Palu, InfoPublik - Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 prevalensi stunting di Provinsi Sulawesi Tengah cukup memprihatinkan yaitu di atas standar nasional sebesar 37,2 %. Bahkan menurut WHO, Sulawesi Tengah masuk pada kategori serius karena berada di angka 41,60 % atau di atas 40 %.
Berkat upaya yang serius, pada tahun 2017 yang lalu, prevalensi stunting berhasil diturunkan menjadi 36,1% menurut hasil kegiatan Pemantauan Status Gizi (PSG).
Sementara target penemuan kasus penyakit TB Paru di Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2017 adalah sebesar 4.744 kasus, akan tetapi dari hasil evaluasi program tahun 2017 justru didapat angka cakupan penemuan kasus sebanyak 5.035 kasus.
Hal tersebut disampaikan Gubernur Sulawesi Tengah dalam sambutannya yang dibacakan Sekertaris Daerah Provinsi Sulawesi Tengah, Drs. H. Hidayat Lamakarate, M.Si pada acara Pertemuan Tindak Lanjut RAD Dalam Rangka Percepatan Implementasi PIS-PK dan Mendukung Pencapaian SPM Bidang Kesehatan, Selasa (10/4).
“Untuk target cakupan Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2017 adalah 82,5%, tapi berdasar hasil evaluasi program tahun 2017 justru didapat kenaikan jumlah yang membuat cakupan imunisasi jadi sebesar 87,4%,” jelas Gubernur.
Lebih lanjut Gubernur menambahkan, untuk perkembangan pelaksanaan program Indonesia sehat dengan pendekatan keluarga saat ini berada dalam proses pendataan keluarga melalui kunjungan rumah di setiap wilayah kerja puskesmas kabupaten dan kota se-Sulawesi Tengah.
Menurutnya, pemerintah provinsi beserta seluruh jajaran kesehatan dan lintas sektor terus bekerjasama dalam mengatasi masalah kesehatan yang ada dengan melibatkan sinergi maksimal dari semua elemen demi mendorong tercapainya derajat kesehatan yang semakin baik dan meningkat dari waktu ke waktu.
“Dengan hadirnya Dirjen Pelayanan Kesehatan beserta rombongan, saya harap dapat menyuntikkan semangat baru dan menambah gairah kerja para stakeholder kesehatan di daerah untuk lebih memaksimalkan pembangunan kesehatan yang berkontribusi penting dalam meningkatkan kualitas hidup dan daya saing masyarakat Sulawesi Tengah,” sebut Gubernur.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah, dr. H. Reny A. Lamadjido mengakui pembangunan kesehatan saat ini di arahkan untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas.
Menurut dr. Reny, berdasarkan data Direktorat Gizi Masyarakat tahun 2017, status gizi balita umur 0-59 bulan berdasarkan indeks TB/Umur di Sulawesi Tengah tahun 2017.
Balita sangat pendek 14.0 % lebih tinggi dari angka nasional (9,8%) dan balita pendek 22.1 % lebih tinggi dari angka nasional (19,8%) dan balita normal 63,9 % lebih rendah dari angka nasional (70,4%).
“Dari data Ditjen P2P, Case Detection Rate TBC tahun 2017 Provinsi Sulawesi Tengah masih sangat rendah (32%) dan jumlah anak yang tidak di imunisasi/tidak lengkap imunisasinya periode 2014-2016 masih cukup tinggi,” Jelas Kadis Reny Lamadjido.(MC Prov Sulteng/Kus)