:
Oleh MC Kab. Enrekang, Jumat, 29 Desember 2017 | 11:09 WIB - Redaktur: Elvira Inda Sari - 3K
Enrekang, InfoPublik - Keterbatasan hidup di pedalaman Dusun Nating, Kecamatan Bungin Kabupaten Enrekang Provinsi Sulawesi Selatan tak membuat warganya berpasrah. Hidup dengan bertani kopi memaksa mereka untuk berpikir kreatif.
Salah satunya, Hasmin, yang sehari-harinya bekerja sebagai petani kopi. Sedikit demi sedikit, ia juga mulai mengembangkan usahanya dalam berbisnis kopi olahan pasca panen. Ia mengolah sendiri biji kopi hasil pertanian di dusun Nating, mulai dari proses sangrai (roasting) hingga pengemasan dalam bentuk bubuk.
Uniknya, proses sangrai kopi juga dikerjakannya dengan modern. Ia memanfaatkan teknologi mesin sangrai yang dibuatnya sendiri dari material barang-barang bekas. Hasilnya, mesin roasting itu mampu mengolah hingga lima kilogram biji kopi.
Lelaki beranak sembilan ini mengaku, pembuatan mesin sangrai itu mengadaptasi model mesin pengaduk semen atau molen. Jika dilihat sepintas, mekanismenya hampir sama. Tetapi, Hasmin masih memakai tungku dengan kayu bakar untuk proses sangrai.
"Alat ini punya nilai sejarah juga. Karena bak intinya yang di dalam (untuk wadah kopi), berasal dari rongsokan pesawat perang dunia ke-II," terang terang lelaki berumur 42 tahun ini, Kamis (28/12).
Ia mendapatkan material itu dari peninggalan ayahnya. Bertahun-tahun, rongsokan pesawat yang diduga milik AS itu dipakai sebagai bak penampungan air. Barulah ia merombaknya ketika ingin membuat mesin roasting.
Penemuan bangkai pesawat AS memang pernah menggemparkan warga Kabupaten Enrekang. Bangkai pesawat tempur yang jatuh di kaki Pegunungan Latimojong itu diperkirakan jatuh ada tahun 1945. Pihak kepolisian dan tentara Enrekang sempat mengamankan sisa peninggalan senjata dan amunisi dari kerangka pesawat tersebut pada tahun 2005 silam. (MC-Enrekang)