:
Oleh MC Kab Dharmasraya, Selasa, 31 Oktober 2017 | 18:48 WIB - Redaktur: Tobari - 1K
Dharmasraya, InfoPublik – Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 01 Pulau Punjung (Pupu) Kabupaten Dharmasraya memprioritaskan pendidikan karakter bagi peserta didiknya, guna mengatasi kenakalan remaja dan tingkah laku salah suai (mall adjusment).
Pernyataan itu disampaikan oleh Kepala SMP Negeri 01 Pulau Punjung Riwahono, S.Pd saat menerima kunjungan Wakil Bupati Dharmasraya Amrizal Dt. Rajo Medan, S.Sos, Senin (30/10), di Pulau Punjung.
Wabup Amrizal hadir di SMP tertua Dharmasraya itu dalam rangkaian kunjungan kerja untuk memantau perkembangan pendidikan. Pada kesempatan itu, Wabup Amrizal juga didaulat sebagai pembina upacara bendera, sekaligus menyerahkan hadiah bagi Pasukan Baris Bebaris (PBB) SMP Negeri 01 Pulau Punjung.
Hadiah ini diperoleh atas keberhasilannya menjuarai lomba PBB yang diselenggarakan Universitas Dharmas Indonesia (Undhari) dua minggu silam di kampus Undhari, Koto Padang Kecamatan Koto Baru.
Dalam amanatnya, alumni SMP Negeri 01 Pulau Punjung itu mengimbau agar siswa senantiasa berbuat positif dan menjahui perbuatan yang tidak sewajarnya seperti narkoba dan membolos saat jam pelajaran berlangsung.
“Jadilah siswa yang berprestasi sehingga dapat membanggakan orang tua dan sekolah ini,” ujarnya berharap.
Pada sesi berikutnya, Kepala SMP Negeri 01 Pulau Punjung Riwahono, S.Pd menuturkan, sekolahnya memiliki peserta didik 700 orang lebih dengan jumlah rombongan belajar (rombel) mencapai 23 lokal.
Dari sekian banyak peserta didik, tentu ada beberapa orang yang terlibat kenakalan remaja dan tindakan lainnya yang kurang baik. Untuk menanggulangi hal itu, maka perlu diintensifkan kegiatan ekstra kurikuler, terutama di bidang keagamaan.
Karena Riwahono berkeyakinan, aspek moral merupakan prioritas untuk dibina dalam menciptakan pribadi yang sukses.
“Kesuksesan itu lebih dominan ditentukan oleh karakter dan sikap seseorang, untuk itu kita harus bangun karakter anak dulu, baru mengisi otaknya dengan pengetahuan”, ungkapnya.
Pengembangan pendidikan karakter itu dilakukan melalui dua cara, yaitu secara inklusif melalui program kurikuler/inkurikuler dan pengembangan ekstrakurikuler keagamaan. Ekstra kurikuler yang telah diprogramkan meliputi “Setoran Surat Pendek dan Program Anisa”.
Pada program setoran surat pendek, setiap siswa wajib menghafalkan minimal 15 surat pendek sebagai prasyarat mengikuti ujian semester. Sementara program Anisa dikhususkan bagi siswa perempuan dengan melaksanakan wirid/pengajian setiap Jumat.
Program pendukung pendidikan karakter lainnya adalah program 1821, yaitu pemusatan kegiatan siswa di rumah pada pukul 18.00 sampai 21.00 WIB.
Dalam rentang waktu tersebut, siswa diharuskan melakukan beberapa aktifitas keagamaan, seperti mengaji dan belajar ilmu agama di bawah pengawasan orangtua atau orang dewasa lainnya yang ditunjuk khusus untuk itu. Selanjutnya orangtua harus menyampaikan laporan setiap bulan kepada guru pembina imtaq.
Selain itu, bagi anak-anak yang memperlihatkan gejala mall adjusment akan dilakukan tindakan preventif dan kuratif oleh guru Bimbingan dan Konseling (BK) melalui intensitifikasi layanan konseling individual dan konseling kelompok.
“Kita juga akan memberdayakan guru BK secara optimal untuk melaksanakan konseling guna mengantisifasi kenakalan remaja di sekolah ini,” jelas Riwahono. (​MC Dharmasraya/toeb)