:
Oleh MC Kab Dharmasraya, Sabtu, 9 September 2017 | 16:12 WIB - Redaktur: Tobari - 1K
Dharmasraya, InfoPublik - Bupati Dharmasraya Sutan Riska Tuanku Kerajaan, SE terkagum dan tergugah untuk belajar silat. Hal itu terjadi setelah Sutan Riska menyaksikan penampilan “Silek Pangian Rantau Batanghari,” di Sungai Dareh Kecamatan Pulau Punjung, Kamis (8/9).
Dalam sambutannya, Bupati Sutan Riska memberikan apresiasi kepada seluruh guru besar, dan murid Silek Pangian Rantau Batanghari, serta seluruh masyarakat Sungai Dareh, yang selalu mempertahankan tradisi dan budaya, secara turun temurun.
“Setelah melihat, penampilan serta kekompakan seluruh perguruan Silek Pangian Rantau Batanghari ini, terbesit pula di hati saya keinginan untuk menjadi murid dari guru besar Datuak Mangku,” ujar Bupati termuda se-Indonesia itu.
Ia juga berpesan, supaya tradisi seperti ini, dapat dipertahankan, dan dijadikan sebagai salah satu ikon budaya daerah Dharmasraya, imbuhnya.
Silek Pangian merupakan salah satu keterampilan bela diri tradisional yang dipadu dengan ilmu kanuragan. Keunikan tradisi dan budaya itu, menggaung di seluruh daerah sealiran sungai Batanghari. Bahkan sampai ke sepucuk Jambi sembilan lurah, serta Kuantan Singgingi, Provinsi Riau.
Menurut guru besar Laman “Tuo Silek Pangian” Rantau Batanghari bergelar Datuk Mangku, sekali setahun perkumpulan silek (silat) akan menggelar “Baralek Laman,” yang merupakan ajang tatap muka para pendekar, sekaligus memantau perkembangan kemampuan silat masing-masing perkumpulan.
Datuk Mangku yang didampingi Edison Datuk Pucuk, Pandekar Sidik, Pendekar Sati, dan Pendekar Bungsu, menambahkan, bahwa tradisi “Baralek Laman Tuo,” sudah merupakan pesta anak nagari Sungai Dareh, yang diikuti oleh seluruh perkumpulan silat di sealiran rantau Batanghari. Kegiatan ini berlangsung selama sepekan, mulai 7 sampai 13 September 2017.
Menurut Datuak Mangku menjelaskan, Silek Pangian bukan sebatas kesenian silat untuk dipertontonkan, melainkan memiliki unsur ilmu kanuragan yang berguna untuk membela diri dari kejahatan.
Silek Pangian Rantau Batanghari sebenarnya berasal dari Selangor Malaysia. Pada abad ke-18 Masehi, dua orang putra terbaik Nagari Sungai Dareh bernama Duli, dan H Moh Rasyid pergi merantau ke Selangor dan belajar ilmu silat di sana. Mereka inilah yang menjadi pelopor berdirinya silek pangian di Sungai Dareh, Dharmasraya.
Untuk mempelajari Silek pangian, calon murid harus memenuhi syarat tertentu, berupa sebilah pisau, satu buah cincin terbuat dari besi putih, celana hitam, ayam jantan, kain hitam panjang 2 meter, serta jeruk nipis.
“Dalam latihan juga memiliki aturan tertentu, seperti tidak dibenarkan dilaksanakan latihan pada Sabtu malam, serta Selasa malam. Sebaiknya latihan dilaksanakan pada Kamis malam,” katanya. (MC Dharmasraya/yaiful Anif/toeb)