:
Oleh MC Kab Dharmasraya, Rabu, 2 Agustus 2017 | 08:49 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 1K
Dharmasraya, Infopublik - Tim Dinas Kesehatan Kabupaten Dharmasraya menggelar serangkaian kegiatan dalam kerangka menyukseskan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) Wilayah Kerja (WK) Puskesmas Gunung Medan Kecamatan Sitiung selama dua hari, dari 28 sampai 29 Juli 2017 di Nagari Siguntur Kecamatan Sitiung, Dharmasraya.
Kegiatan tersebut dibuka secara resmi oleh Plt Sekretaris Daerah Kabupaten Dharmasraya, Leli Arni di Nagari Siguntur Kecamatan Sitiung pada Jumat (28/7).
Turut hadir Asisten Administrasi Umum Martoni, Kabid Pelayanan Sumber Daya Kesehatan Yosta Defina, Walinagari Siguntur Aswat, dan beberapa pejabat esselon di lingkup Pemkab Dharmasraya.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Dharmasraya, Rahmadian menjelaskan, kegiatan Germas merupakan manifestasi dari amanat “Instruksi Presiden nomor 1 tahun 2017 tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat”.
Ada tiga hal penting yang harus digelar dalam kegiatan Germas, yaitu budaya makan sayur dan buah, cek fisik dan aktifitas fisik.
Untuk menyemarakan pelaksanaannya, kegiatan Germas dapat dipadukan dengan kegiatan kesehatan lainnya. Dalam hal ini, tim Dinkes perlu menjalin kerjasama dengan berbagai pihak, antara lain Dinas Pangan dan Perikanan, Dinas Pertanian, Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Ikatan Bidan Indonesia (IBI), Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan (BPJS) wilayah Dharmasraya dan organisasi mitra seperti Komunitas Intelektual Muda Dharmasraya (Kimdha).
Rahmadian menambahkan, kegiatan Germas dilaksanakan satu kali sebulan, dengan lokasi yang berbeda. Pada Juli ini, kegiatan dipusatkan di WK Puskesmas Gunung Medan, yang berlokasi di Nagari Siguntur Kecamatan Sitiung
Rencananya pada Agustus mendatang, kegiatan akan dilaksanakan di WK Puskesmas Sialang Kecamatan Pulau Punjung dan pada September di WK Puskesmas Silago Kecamatan IX Koto.
Kegiatan tersebut meliputi senam masal, senam stratching, pemeriksaan papsmear, Pemantauan Status Gizi (PSG), therapy berhenti merokok, dan edukasi kesehatan tentang cara cuci tangan pakai air dan sabun (CTPS) di SD Negeri 02 Sitiung.
Selain itu, juga dilaksanakan kunjungan dari rumah ke rumah dalam kerangka ketuk pintu TB Paru dan edukasi gerakan 1 Rumah 1 Jumantik atau juru pemantau jentik.
Kegiatan tersebut dilaksanakan pada 28 sampai 29 Juli 2017, dipimpin langsung Kabid Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit, Helmi Muslim didampingi Kepala Puskesmas Gunung Medan, Roni Hidayat.
Kunjungan ini bertujuan untuk mendeteksi secara dini penyakit Tuberkulosa Paru (TB Paru). Hal ini sesuai dengan motto TOSS TB (Temukan TB Paru, Obati Sampai Sembuh).
Selain itu, melalui Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik, tim dinkes dapat memantau perkembangan nyamuk penyebab DBD, termasuk melatih penghuni rumah itu sendiri sebagai juru pemantau jentik. Dengan demikian, mata rantai nyamuk dapat diputus lebih dini guna menekan prevalensi penyakit akibat nyamuk.
Pada waktu yang sama, juga diadakan Lomba Peer Konselor Tingkat SMP dan SMA se-Kabupaten Dharmasraya yang mencakup dua kegiatan yakni Lomba Poster dan Lomba Penyuluhan.
Kegiatan lain yang dilaksanakan adalah screening dan operasi katarak, Puskesmas Sitiung I yang sudah mendapat sertifikat akreditasi utama dari Komisi Akreditasi Puskesmas Kementerian Kesehatan RI.
Dalam hal ini Dinkes Dharmasraya bekerjasama dengan BPJS wilayah Dharmasraya dan Balai Kesehatan Indra Masyarakat (BKIM) Padang. Dari 114 yang diperiksa, yang dinyatakan positif operasi berjumlah 24 orang.
Saat ini, pasien tersebut masih dirawat di Puskesmas Sitiung I. Pagi tadi sempat disambangi oleh Asiaten III Setdakab Dharmasraya Martoni. Dalam kesempatan dimaksud beliau didampingi oleh Kadinkes Dharmasraya Rahmadian juga Kabid Yan SDK Yosta Defina. Serta punggawa Dinkes guna meninjau langsung kondisi pasien post operatif katarak.
Tim ahli gizi Dinkes Dharmasraya lakukan Pemantauan Status Gizi (PSG) terhadap masyarakat Siguntur, meliputi pengukuran tinggi badan, timbang berat badan dan mengukur Lingkar Lengan Atas (LILA) ibu hamil. Selain itu tim ahli gizi juga melakukan test garam beryodium. Pada pemeriksaan ini ditemukan masih adanya garam yang tidak beryodium. Hal ini merupakan tantangan bagi jajaran Dinas Kesehatan untuk lebih proaktif mengedukasi masayakat agar selalu menggunakan garam beryodium.
Apabila masyarakat masih mengkonsumsi garam yang tidak beryodium akan menimbulkan hypertyroid atau dengan istilah awam penyakit gondok, pangkasnya.