:
Oleh MC Balikpapan, Jumat, 28 Juli 2017 | 01:12 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 1K
Balikpapan, InfoPublik - Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kota Balikpapan bersama dengan Perwakilan Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Kalimantan Timur mengadakan fasilitasi integrasi kebijakan kependudukan.
Kegiatan yang berlangsung di Hotel Nuansa Indah, Kamis (27/7/2017) ini, sebagai upaya untuk mewujudkan masyarakat yang harmonis dan mengubah paradigma mengenai masalah kependudukan yang ada di Kota Balikpapan.
Para penyuluh Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) serta kader Peran Pembantu Pembina Keluarga Berencana Desa (PPKBD) di masing-masing kecamatan se-Kota Balikpapan menghadiri kegiatan tersebut.
Diharapkan para peserta dapat mengubah paradigma agar masyarakat dapat menjadi penduduk yang produktif tidak menjadi beban dan bermanfaat bagi lingkungannya.
Kegiatan ini merupakan salah satu rangkaian peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) XXIV Provinsi Kaltim.
“Program kependudukan ini sangat tepat bagi pemerintah karena merupakan program strategis dalam mensukseskan pembangunan daerah. Keluarga Berencana bukan hanya untuk mengendalikan penduduk namun untuk meningkatkan kualitas penduduk,” jelas Kepala Bidang Pengendalian Penduduk Perwakilan BKKBN Provinsi Kaltim Husnul Khatimah.
Menurut Husnul Khatimah, penduduk Kaltim mengalami penambahan yang signifikan yakni 1,40 persen di atas rata-rata jumlah pertambahan penduduk secara nasional.
“Laju pertumbuhan penduduk masih tinggi di Balikpapan. Peningkatan ini perlu mendapat perhatian karena berarti meningkatnya kebutuhan sandang, pangan, papan, hingga lingkungan pekerjaan,” jelasnya.
Ia menambahkan bahwa sebanyak 8,2 persen dari jumlah penduduk di Kaltim masih masuk dalam kategori keluarga pra sejahtera. Selain itu salah satu masalah lain dari besarnya jumlah penduduk adalah penggunanaan narkoba di kalangan remaja Kaltim yang menempati urutan ke- 2 setelah DKI Jakarta yakni sebanyak 97 ribu jiwa pemakai narkoba.
Ketua Ikatan Praktisi dan Ahli Demografi Indonesia (IPADI) Cabang Kaltim Eny Rochaida dalam pemaparannya mengungkapkan bahwa angka pertumbuhan penduduk terbanyak di Kaltim adalah dari migrasi penduduk.
“Migrasi terjadi ke daerah yang pertumbuhan ekonominya berkembang, ditambah lagi wilayah Kaltim memiliki bonus demografi sehingga menjadi daya tarik untuk migrasi,” jelas Eny.
Eny memaparkan berbagai permasalahan kependudukan di wilayah Kaltim diantaranya laju pertumbuhan penduduk, ledakan penduduk usia muda, mobilitas penduduk meningkat, dan masih rendahnya kualitas pendidikan penduduk Kaltim.
Ia juga menjelaskan mengenai permasalahan angkatan kerja dinilai dari usia produktif antara lain jumlah angkatan kerja, tingkat pengangguran, tingkat pendidikan angkatan kerja, persebaran angkatan kerja, hingga perlindungan kesejahteraan yang belum maksimal.
Eny menjelaskan bahwa IPADI Kaltim telah membuat empat kajian mengenai masalah kependudukan yakni masalah demografi, peran perempuan dalam penurunan Total Fertility Rate (TFR) atau Angka Kelahiran Total, dampak pertumbuhan penduduk usia produktif, serta pengaruh pertumbuhan penduduk terhadap perkawinan usia dini. (MCBalikpapan/Met)