:
Oleh MC Provinsi Maluku, Selasa, 28 Februari 2017 | 09:59 WIB - Redaktur: Tobari - 556
Ambon, InfoPublik - Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Cabang Maluku Thenny Barlola mengatakan hotel dan penginapan di Kota Ambon berstatus event (kegiatan).
"Mengapa sampai diberi nama event, sebab kalau ada event-event besar yang terjadi di Kota Ambon dan tamu dari luar daerah membanjiri kota Ambon itu, baru kamar-kamar hotel dan penginapan terisi penuh," katanya, di Ambon, Senin (27/2).
Ia menyatakan, dirinya selaku pimpinan PHRI Cabang Maluku berterima kasih kepada Pemerintah Maluku yang sudah menyelenggarakan berbagai kegiatan nasional di daerah ini, sehingga pengusaha hotel maupun penginapan kewalahan menerima dan melayani tamu yang ingin menginap.
Tetapi hal yang paling penting sekarang ini bagaimana pemerintah dan pengusaha perhotelan bisa membuat kegiatan yang mendatangkan tamu secara kontinyu.
"Kalau yang terjadi sekarang ini hotel dan penginapan dikatakan hotel dan penginapan event, itu masalahnya karena diisi penuh pada waktu-waktu tertentu saja. Harapan kita, ke depan bisa dimanfaatkan berbagai potensi yang ada untuk membuat Maluku secara rutin dikunjungi orang luar," katanya.
Theny mengakui para pengusaha hotel dan penginapan di Kota Ambon cukup kewalahan melayani tamu yang datang saat peringatan Hari Pers Nasional, 1-10 Februari 2017.
Karena itu, diharapkan para investor besar membangun hotel lebih banyak sehingga bisa menampung para tamu yang datang ke daerah ini saat ada kegiatan besar berskala nasional dan internasional.
"Kalau kegiatan Tanwir Muhammadiyah bisa diatur dengan baik, karena antara pejabat dengan peserta yang datang itu seimbang, sedangkan waktu pelaksanaan HPN itu terlalu banyak pejabat akhirnya ketersediaan hotel dan penginapan terbatas," ujarnya.
Ditanya mengenai standarisasi hotel di Ambon atau Maluku pada umumnya, Theny mengatakan, Dinas Pariwisata Maluku bekerja sama dengan badan standarisasi nasional, dalam hal ini Sucofindo menetapkan 10 hotel yang telah disertifikasi.
"Hotel bintang 4 ada dua, bintang 3 ada satu, penginapan 3. Jadi semua baru 10. Karena itu, tahun ini akan diproyeksikan sertifikasi untuk semua hotel dan penginapan yang ada di Maluku , juga restoran, sebab di PHRI itu selain hotel ada juga restoran. Itu yang menjadi target disertifikasi sehingga kelayakannya harus sama," katanya. (ant/LL/toeb)